Kamis 06 Mar 2014 15:11 WIB

Kemenag Siapkan Sistem Keuangan Haji yang Lebih Detil

Rep: amri amrullah/ Red: Taufik Rachman
Anggito Abimanyu
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Anggito Abimanyu

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Rendahnya pemahaman jamaah haji terhadap pengelolaan dana haji menjadi persoalan mendasar dalam pembenahan sistem keuangan haji. Karenanya Kementerian Agama (Kemenag)  mengupayakan pembenahan sistem keuangan haji yang detil, dimulai dari jamaah haji khusus.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Anggito Abimanyu mengatakan pihaknya akan mencoba sistem keuangan haji yang lebih detil bagi jamaah haji khusus. Alasannya, karena pemahaman terkait keuangan perbankan jamaah haji khusus lebih baik, selain itu jumlah jamaah haji khusus lebih kecil dibanding jumlah jamaah haji reguler.

"(untuk)Jamaah khusus akan kita lakukan pendekatan sistem keuangan yang lebih detil karena kita anggap mereka lebih mudah memahami mengenai menajemen keuangan di perbankan," ujar Anggito saat meresmikan gedung Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji Umrah Republik Indonesia (Amphuri) di Jakarta, Kamis (6/3).

Pendekatan sistem pengelolaan keuangan yang lebih detil, jelas dia, bertujuan agar jamaah haji bisa memahami bahwa selama ini mereka telah mendapatkan nilai manfaat yang cukup besar dari bagi hasil setoran haji mereka. Anggito mengungkapkan dengan sistem keuangan yang lebih detil, akan diketahui bagaimana imbal hasil, subsidi atau optimalisasi yang didapat, sehingga jamaah paham bahwa dana haji mereka telah dikelola dengan benar.

Ia mengungkapkan selama ini, pihaknya selalu disalahkan jamaah, kemana dana awal setoran haji itu dan dikelola seperti apa. Padahal, jelas dia, Kemenag terus meningkatkan nilai manfaat dari bagi hasil pengelolaan dana haji.

Dimana untuk tahun ini saja secara nominal jamaah bisa merasakan peningkatan service dan pelayanan senilai dengan Rp 19,2 juta dari pengelolaan setoran dana awal haji mereka.

Namun, kata Anggito, berbagai  penjelasan yang sudah disampaikan pun seringkali tidak bisa dipahami oleh mereka khususnya jamaah haji reguler.  "Untuk itu kita berharap pemahaman yang benar ini bisa dimulai dari jamaah haji khusus ke jamaah haji reguler," ujarnya.

Anggito menjelaskan dalam sistem keuangan haji yang baru akan terintegrasi di Sistem komputerisasi haji terpadu (Siskohat) generasi kedua, yang berbasis web. Nantinya jamaah haji khusus bisa melihat nilai manfaat dana haji mereka, subsidi yang didapatkan dan apa saja proses optimalisasinya.

.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement