Selasa 04 Mar 2014 18:55 WIB

Al-Kindi, Jembatan Filsafat Islam dan Yunani (2-habis)

Al-Kindi (ilustrasi).
Foto: Famousscientists.org
Al-Kindi (ilustrasi).

Oleh: Ani Nursalikah

Dalam ilmu matematika, Al-Kindi berperan penting memperkenalkan numerikIndia kepada dunia Islam dan Kristen.

Dia adalah penggagas kriptanalisis menemukan sejumlah metode baru untuk memecahkan kode-kode rahasia.

Dengan keahliannya di bidang matematika dan medis, ia mampu mengembangkan skala bagi dokter sehingga mereka mampu menghitung potensi obat yang mereka gunakan.

Dia juga adalah guru bagi putra Khalifah Al-Mu'tasim. Penulis bibliografi Islam abad pertengahan Al-Qifti mengatakan, Al-Kindi sangat menguasai seni Yunani, Persia dan Hindu. Al-Kindi menggunakan terjemahan filsafat Yunani ke Bahasa Arab yang memudahkannya mempelajari tradisi Hellenistik.

Karya-karya sang filsuf

Karya Al-Kindi yang sangat terkenal antara lain di bidang studi metafisis, yaitu Fi al-Falsafa al-Ula (Filsafat Pertama). Pengaruh Aristoteles sangat terasa di beberapa elemen, misalnya pada bab mengenai pertanyaan awal mula terbentuknya dunia. Aristoteles juga mengajarkan mengenai kesejatian dunia.

Dalam Fi al-Falsafa al-Ula Al-Kindi menjelaskan, filsafat pertama yang juga termasuk filsafat tertinggi. Filsafat pertama adalah pengetahuan mengenai penyebab pertama. Penyebab pertama dianggap sangat utama karena menjabarkan penyebab adanya waktu.

Dengan mempelajari filsafat, orang akan belajar pengetahuan di alam realitas dan akan bisa mempelajari keilahian dan keesaan Tuhan. Manusia juga akan belajar mengenai kualitas manusia. Al-Kindi menekankan pentingnya intelektual (aql) dan membandingkannya dengan masalah.

Ia mendiskusikan mengenai Tuhan dan bahwa Tuhan tidak memiliki atribut atau karakteristik tertentu. Aspek lain adalah kesatuan Tuhan yang absolut dan kekuasaannya sebagai Pencipta. Tidak ada sebelum Tuhan karena Ia abadi. Keabadian ini tidak bisa diubah, absolut dan tidak ada ujungnya.

Karyanya yang lain adalah Fi Wahdaniya Allah wa Tunahiy Jirm al-Alam (Kesatuan Tuhan dan Terbatasnya Dunia) dan Fi Kammiya Kutub Aristutalis wa Ma Yahtaj Ilahi fi Tahsil al-Falsafa (Kuantitas Buku Aristoteles dan yang Diperlukan untuk Memperoleh Filsafat).

Saat menulis filsafat, ia tidak banyak berargumen mengenai agama. Ia justru dengan konsisten menunjukkan filsafat sangat sesuai dengan nilai-nilai Islam ortodoks. Tulisannya mengenai ilmu etis tertuang dalam Fi al-Hila li Daf al-Ahzan (Seni Mencegah Kedukaan).

Al-Kindi memperoleh pemahaman tentang astronomi dari Ptolemy yang menempatkan Bumi sebagai pusat tata surya (Bulan, Merkurius, Venus, Matahari, Mars, Jupiter dan bintang).

Ia mengatakan pusat tata surya tersebut berada dalam rangkaian yang rasional di mana gerakan berputarnya merupakan bentuk kepatuhan dan pemujaan terhadap Tuhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement