REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dedik S Widodo
Sebanyak 55 orang marbut dari masjid-masjid di Surabaya mengikuti pelatihan tahsin tartil Alquran dengan menggunakan metode Maisura. Pelatihan berlangsung selama dua hari pada Selasa dan Rabu, 4-5 Februari 2014.
Kegiatan yang sangat bermanfaat itu digagas Prof Bunasor Sanim selaku Komisaris Utama Bank BRI dan dilaksanakan Bagian Sosial dan Dakwah Yayasan Baitul Maal – Bank Rakyat Indonesia (YBM – BRI) dalam bingkai kegiatan "Berbagi Syiar Indonesia".
Wakil Pimpinan BRI Surabaya Slamet Sugiarto mengatakan, pelatihan tahsin tartil Alquran merupakan kegiatan yang sangat penting.
Terlebih, peran marbut sangat strategis karena sering kali berperan sebagai imam shalat wajib. Diharapkan, melalui pelatihan ini dapat memunculkan marbut yang mampu memimpin shalat dengan tartil yang optimal.
Penemu Metode Maisura Ustaz Fathoni menyatakan, metode Maisura dirancang berbasis teori, praktik, dan pelatihan. Metode tersebut, kata dia, diperuntukkan bagi pembaca Alquran yang masih berada di tingkat sekadar bisa membaca.
Dalam hal ini, sambung Fathoni, metode Maisura berikhtiar agar kualitas tartil yang optimal dalam membaca Alquran dapat dicapai dengan cepat.
Para marbut yang datang dari masjid-masjid di wilayah Surabaya dan sekitarnya mengikuti pelatihan dengan sangat antusias. Materi Maisura disajikan dengan sangat sistematis oleh Ustaz Fathoni, sehingga mengundang diskusi interaktif yang hidup.
Ustaz Fathoni dalam kesempatan itu memotivasi peserta untuk terus memperbaiki bacaan Alquran tiap saat. Menurut ustaz lulusan Krapyak dan Madinah itu, sebaik-baik bacaan Alquran adalah seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
Dan, untuk mencapai kualitas tartil optimal seperti Rasulullah, tidak ada jalan lain selain terus belajar dan berupaya sekeras-kerasnya untuk selalu memperbaiki diri.