Jumat 28 Feb 2014 07:53 WIB

Menyingkap Misteri Lauh al-Mahfudz (4)

Ilustrasi
Foto: Wordpress.com
Ilustrasi

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

Lembaran yang terakhir inilah yang berhubungan dengan QS al-Ra’d [13]:39. Apa yang sering diketahui para malaikat dan sesekali dicuri oleh jin ialah informasi dari kitab al-lauh al-Mahw, bukannya dari Umm al-Kitab.

Semula, lembaran itu permanen, tetapi bisa berubah sebagaimana upaya gigih manusia yang berusaha mengubah nasibnya. Usaha perubahan nasib ini juga diisyaratkan dalam beberapa ha dis, antara lain, hadis tentang doa panjang umur.

Al-Kasyani mengemukakan, ada empat lembaran (al-alwah) sebagaimana dikutip Murata, yaitu lembaran yang mencatat tentang ketentuan permanen (qadha), ini juga disebut nanti dengan akal pertama (al-’aql al-awwal).

Kedua, lembaran takaran atau ukuran (qadr), yaitu jiwa rasional universal, di mana benda-benda universal dari lembaran pertama dibedakan dan diverifi kasi. Inilah nanti disebut lauh al-Mahfudz.

Ketiga, Lembaran jiwa-jiwa langit yang merupakan suatu lembaran tersendiri di mana dituliskan segala sesuatu di dunia ini lengkap dengan bentuk, ukuran, dan kondisinya. Lembaran ini nantinya disebut lembaran “langit dunia”. Keempat, lembaran materi yang menerima bentuk-bentuk dari dunia nyata secara visual.

Seorang wali junior tiba-tiba menyampaikan respeknya kepada salah seorang pemuda di desanya. Dalam hati wali muda ini berkata, alangkah sayangnya pemuda ini harus mati muda karena sebentar lagi, saat malam tiba, ia akan menemui ajalnya dengan jatuhnya sebuah meteor raksasa yang diameternya jauh lebih besar dibanding rumah kediaman pemuda itu.

Diperkirakan, meteor itu jatuh persis menimpa rumah pemuda tersebut. Keesokan harinya, alangkah kagetnya dia karena masih bisa menjumpai sahabatnya segar bugar.

Wali junior ini penasaran dan akan mencoba menanyakan kepada pemuda desa tadi mengapa bisa lolos dari peristiwa alam tadi. Belum sempat pemuda tadi ditanya, dengan lugunya si pemuda desa menegur sahabat barunya dengan salam.

Ia langsung menjelaskan pengalamannya semalam dengan mengatakan, “Alhamdulillah yang engkau lihat aku juga melihatnya, hanya kami tidak pernah takut soal ini karena Allah SWT menunjukkan rahasianya, bahwa batu meteor  raksasa itu memang jatuh tetapi tak seorang pun meninggal, karena begitu batu meteor itu memasuki orbit bumi langsung pecah berantakan dan yang sampai di rumah hanya dalam bentuk serbuk dan tepung.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement