Rabu 26 Feb 2014 17:38 WIB

Berbakti Sepanjang Masa (1)

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Dipity.com
Ilustrasi

Kedudukan ibu sangat mulia.

Istaushu bi an-nisa’i khaira, perlakukanlah istri-istri kalian dengan baik. Sebab, dari rahim dan tangan merekalah akan muncul generasi-generasi andal yang menopang tegaknya agama dan negara.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Islam memberikan penghormatan yang luar biasa terhadap seorang ibu. Sebagai perempuan, peran yang mereka emban cukup besar.

Sebut saja, misalnya, Ratu Balqis. Di tangannya, Alquran mengabadikan bahwa yang dimaksud dengan gemah ripah loh jinawe adalah negara yang dia pimpin. “Dia perempuan sekaligus ibu,” ujarnya.

Demikian pula dengan Nabi Muhammad SAW, ungkap Khafifah. Melalui Siti Fatimah, putrinya, lahirlah keturunan ahli bait yang memberikan teladan sepanjang zaman. Sebab itu, tak mudah menjadi sosok ibu yang ideal.

Ibu yang tidak ingin diperlakukan kasar oleh anak mestinya mawas diri dengan bersikap lemah lembut kepada buah hatinya. Jangan harapkan kasih sayang anak bila ibu tega menjual anaknya ke prostitusi atau mengajarkan mereka mengemis di jalan. ”Luruskan hati dan perilaku.” 

Karena itu, didikan seorang ibu yang sukses, lanjut Khafifah, akan membuahkan investasi berupa anak-anak yang saleh. Ini harus pula dimulakan dari keteladanan dan komitmen ibu.

Lebih lanjut, Khafifah mengatakan, pengabdian kepada seorang ibu atas jasa-jasa yang dicurahkan kepada buah hati mereka bisa beragam. Berikan perhatian padanya. Berdoa merupakan cara yang paling utama dan murah untuk memuliakan seorang ibu. Surga merupakan balasan bagi anak yang saleh yang selalu menghormati ibunya.

Namun, Khafifah mengingatkan, pengabdian seorang anak tersebut melalui proses didikan yang panjang. Tanamkan anak sejak kecil agar mendoakan orang tua. Begitu pula dengan mengajarkan kasih sayang menjaga dia tetap dekat.

Selain itu, Khafifah mewanti-wanti agar anak tidak sesekali menyakiti hati ibundanya. Sebab, tindakan jahat, disadari atau tidak kepada sosok ibu bisa berakibat fatal. Ini seperti yang pernah terjadi pada sahabat al-Qamah di masa Rasul.

Sahabat tersebut konon gemar beribadah dan rajin bersedekah, tetapi ibunya kecewa lantaran menelantarkan dan lebih memilih istri. Saat sekarat, al-Qamah tak kunjung wafat dan nyaris dibakar atas perintah Rasul. Barulah, ketika sang ibu memaafkan, al-Qamah mampu mengucapkan syahadat pada pengujung kematiannya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement