REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Denmark mulai melunak terkait larangan penyembelihan halal. Itu terekam, dari respon pejabat Denmark terhadap tekanan dunia Islam.
"Tidak ada larangan penyembelihan hewan secara Islam di Denmark," demikian pernyataan resmi Kedutaan Besar Denmark di Riyadh, seperti dilansir arabnews.com, Selasa (25/2).
Kontroversi larangan penyembelihan hewan ini bermula ketika Menteri Pertanian dan Pangan Denmark, Dan Jorgensen menyatakan penyembelihan hewan secara Yahudi dan Islam akan dilarang. Pernyataan ini memicu protes keras Dunia Islam.
Dunia Islam pun memutuskan untuk menghentikan impor daging asal Denmark. Dunia Islam baru mau mengimpor daging apabila larangan itu dicabut. "Saya kira sikap Dunia Islam harus menghentikan impor daging," ungkap Fouad Tawfik, cendikiawan Muslim.
Zakir Naik, cendikiawan Muslim lainnya menyatakan penyembelihan hewan secara Islam memiliki alasan kesehatan. Menurutnya, dengan cara itu, darah yang berisi kuman dan bakteri akan hilang. "Ada berbagai ancaman penyakit yang hilang dengan metode ini," ucapnya.
Melihat dari esensi itu, Dunia Islam pun 'ngotot' agar larangan itu dicabut. Namun, jawaban Kopenhagen tidak memberikan jawaban pasti soal itu. "Sangat penting bagi pemerintah Denmark bahwa Muslim dapat memperoleh daging halal di Denmark. Tapi ada yang disalahartikan soal ucapan pemerintah," kata El-Gourfti Fikre, Wakil Kepala Misi Denmark.
Zaid Khan , seorang blogger asal Arab Saudi mendesak dunia Islam agar memilih impor daging dari negara Islam lain, seperti Indonesia, Malaysia, Turki, dan Pakistan. "Insiden ini harus membuat kita berpikir pro aktif," kata dia.
Denmark adalah rumah bagi minoritas Muslim sekitar 200.000 jiwa atau tiga persen dari 5.4 juta penduduk Denmark.