REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mobilitas para dai di pedalaman nusantara cukup tinggi. Kebutuhan alat transportasi pun sangat mendesak guna menopang kesuksesan dawah tersebut.
Akhir Januari, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) menyalurkan bantuan berupa satu unit sepeda motor kepada Pesantren Tahfidzul Qur'an di Dusun Cot Kande, Desa Gampong Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Nanggroe Aceh Darussalam.
Tim ekspedisi mendapat sambutan hangat dari keluarga besar pesantren. Apalagi, jarak tempuh cukup jauh. Kesempatan tersebut juga dijadikan sebagai momentum mempererat tali silaturahim.
Pimpinan Pesantren Tahfidzul Qur'an Ustaz Ahmad Syakir mengatakan, Pesantren binaan ormas Islam Hidayatullah ini sebenarnya dirintis awal 2005. Ketika itu, santri tetap di pesantren yang berdiri di tanah seluas 1.200 meter persegi itu masih sedikit.
Bahkan, aktivitas pesantren sempat mati suri. Akan tetapi, akhirnya bangkit kembali dan terus berkembang. “Sudah ada santri yang menetap 24 jam,” kata dia.
Meski jumlahnya belum signifikan, 18 santri tersebut tetap fokus menghafal Alquran dan bersekolah formal. Keseimbangan ini perlu agar santri mampu unggul dalam dua hal sekaligus, yaitu agama dan umum.
Dia bertutur suka duka mengelola pesantren. Pengalaman yang paling berkesan ialah membongkar asrama yang semipermanen hingga menyerupai shelter, terutama ketika hujan akan turun.
Genangan air mengepung pesantren. “Dan atap selalu bocor,” tutur dai asal Balikpapan ini. Syakir berterima kasih kepada para donatur atas wakaf motor yang diberikan kepadanya. “Semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan,” tutur dia.