Ahad 19 Jan 2014 13:09 WIB

Tak Bisa Cegah Pemurtadan, Peran Masjid Dikritik

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: A.Syalaby Ichsan
Masjid Agung Jawa Tengah
Foto: Republika/Mg15
Masjid Agung Jawa Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dewan Masjid Indonesia (DMI) menyebut Provinsi Jawa Barat kerap menjadi daerah target pemurtadan. Ketua DMI Jabar Zulkarnain mengungkapkan, minimnya peran serta masjid untuk mencegah adanya proses tersebut.

Dia mencontohkan, di Garut ada satu daerah yang masyarakatnya dimurtadkan. Padahal, di daerah tersebut ada satu masjid jami dan mushala. Namun, keberadaan masjid tersebut tak bisa menjadi posko anti-pemurtadan. 

Harusnya, kata dia, masjid ini menjadi solusi pemurtadan. Ketika ada upaya pemurtadan, masjid bisa menangkal hal tersebut.  Sayangnya, masjid tersebut tak berdaya dan membuat perencanaan. Padahal, kalau aktivis masjidnya aktif, mereka bisa meminta bantuan ke DMI kabupaten atau pun Provinsi Jabar.''Artinya, masjid di daerah itu tak jalan,'' katanya.

Faktor ekonomi, ujarnya, memang sangat rentan dimasuki misionaris untuk melancarkan aksi pemurtadannya. Menurutnya, warga miskin menginginkan makanan. Tapi, kalau masjid tak punya makanan maka tak akan bisa berbuat apa-apa. Kalau di masjid tersebut ada baitul mal yang mengelola zakat, maka masyarakat miskin di sekitarnya yang kesulitan mencari makanan bisa dibantu oleh masjid.

''Masjid, harus jadi garda terdepan pemurtadan. Di masjid harus ada baitul mal, jadi zakat jangan ke tempat jauh. Masjid pun, harus menjadi Posko lapar dan tak punya air minum,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement