Kamis 02 Jan 2014 17:00 WIB

Fahira: Bedakan Konteks Sedekah dan Doa

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Hafidz Muftisany
Ajakan titip doa baitullah
Foto: twitter
Ajakan titip doa baitullah

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA--Membacakan titipan doa dengan memberi sejumlah uang untuk sedekah merupakan dua konteks berbeda yang harusnya dibedakan.

Ini diungkapkan penggagas Gerakan Nasional Anti Miras Fahira Idris. Fahira mengatakan membacakan titipan doa di Tanah Suci sebaiknya tidak memakai bayaran. Jika konteksnya sedekah, maka secara jelas katakan sedekah.

''Saat dititipi doa oleh orang lain, harusnya tulus. Sebab khawatir orang berpikir uang sedekah itu untuk yang mendoakan,'' kata Fahira yang juga angota Dewan Pembina Sedekah Harian, Kamis (2/12).

Saat hendak pergi umroh beberapa waktu lalu, Fahira pernah membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin menitip doa untuk menulis dan mengirim doanya melalui surat elektronik. Ia biasa melakukan itu dan banyak yang menitip.

Doa-doa titipan itu ia bacakan di Multazam dan Raudhah. ''Saya melihat, saat saya umroh, saya punya kesempatan di tempat mustajab. Dalam Islam memang dianjurkan saling mendoakan, apalagi jika sembunyi-sembunyi,'' kata dia.

Saat doa titipan sudah dibacakan, ia mengabari penitip melalui surat elektronik. Banyak yang memberi kabar doa mereka terkabul.

Fahira sendiri tidak mengklaim itu hasil doanya. Ia mengungkapkan banyak yang berterima kasih, tapi tidak ada yang memberi 'cinderamata' atas dibacakannya doa mereka. Ia juga biasa menitip doa kepada teman-temannya sebab ia tak tahu doa siapa yang dikabulkah Allah SWT saat itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement