REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Tak kurang dari 20 tokoh lintas agama dari Republik Serbia bertandang ke Kantor Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Kamis (24/10).
Layanan ini merupakan rangkaian dari Indonesia-Serbia Bilateral Interfaith Dialogue (ISBID) II yang diselenggarakan Kementerian Agama RI di Jakarta.Delegasi tersebut didampingi Duta Besar RI untuk Republik Serbia Semuel Samson.
Di antara nama tamu itu, hadir Mufti Muslim Serbia Muhamed Jusufspahic, Patriarch of Serbian Orthodox Church (Gereja Orthodox), Dr Aleksandar Rakovic (Presiden Serbian-Indonesia Friendship Society), dan beberapa tokoh lintas agama setempat. Para tamu tersebut disambut Wakil Sekretaris Baznas M. Fuad Nasar beserta jajaran.
Duta Besar RI Semuel Samson mengenalkan para tamu dan mengapresiasi peran Kementerian Agama melalui penyelenggaraan interfaith dialogue.
Ia menegaskan bahwa agama sumber kebaikan. Agama-agama yang kini terdapat di Serbia merupakan agama asli. “Kita hadir di sini karena berkat rahmat Tuhan,” ujar Dubes.
Para tamu delegasi menyampaikan kesan dan pesan menyangkut agenda kunjungan dan menginformasikan kilas perkembangan kehidupan beragama di negara kawasan semenanjung Balkan yang semula berhaluan komunis itu. Mufti Serbia menceritakan kehidupan Muslim di Serbia pascakonflik setelah lepas dari Yugoslavia.
Selain itu, Patriach Gereja Orthodox Serbia menyatakan rasa gembira dapat berkunjung ke Indonesia. Ia mengutarakan persoalan kemiskinan masih dihadapi sebagian rakyat Serbia hingga kini dan upaya mengatasinya.
Dalam kesempatan tersebut Wakil Sekretaris Baznas M Fuad Nasar menyerahkan sumbangan untuk pembangunan masjid di Serbia sebesar Rp 100 juta.
Baznas sebagai lembaga yang dibentuk pemerintah sesuai tugas utamanya, yaitu melaksanakan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, infak, dan sedekah, merasa terpanggil untuk berpartisipasi membantu pembangunan masjid bagi umat Islam di Serbia yang sedang menata masa depan secara damai.
Fuad menjelaskan, fungsi filantropi, seperti zakat, dalam Islam sebagai kewajiban dan refleksi tanggung jawab sosial seorang Muslim untuk membebaskan sesama manusia dari kemelaratan akibat kemiskinan serta meninggikan dan memuliakan martabat kemanusiaan.
Kekuatan ajaran agama harus menjadi penyelamat umat manusia dari bahaya kemiskinan dan perekat perdamaian.
Ia berharap, kunjungan ini bukan pertama dan terakhir. Ke depan, potensi kerja sama sangat memungkinkan di berbagai bentuk.
Selain itu, ia berharap pula masjid yang dibangun di Serbia menjadi tempat membina generasi Muslim yang berakidah kuat, tekun beribadah, cerdas intelektual, dan berakhlak mulia. “Terjaga martabat kehidupannya di muka bumi,” ujarnya.
Sebelumnya, Muslim Indonesia telah menghadiahkan sebuah masjid megah di Sarajevo Bosnia yang dibangun atas prakarsa almarhum Presiden Soeharto.
Masjid itu kini bernama Masjid Istiqlal Indonesia atau juga disebut sebagai Masjid Soeharto. Kunjungan tokoh lintas agama dari Serbia di kantor Baznas diakhiri tukar-menukar cinderamata.