REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Masyarakat Norwegia lebih menilai hijab sebagai simbol imigran ketimbang afiliasi agama tertentu. Ini kesimpulan studi online yang dirilis Sabtu (21/9). "Hijab, saat ini hanya merupakan simbol yang digunakan masyarakat Norwegia untuk mengidentifikasi imigran," ungkap Zan Stracbac, associate profesor Sortrondelag University, seperti dilansir The Foreingner.
Sebelumnya para responden diminta komentar terhadap dua buah foto. Yang pertama, foto perempuan tanpa hijab. Kedua, foto perempuan berhijab. Ketika data dikumpulkan diketahui bahwa masyarakat Norwegia lebih condong melihat perempuan berhijab sebagai simbol imigran.
Profesor Trondheim University, Marco Valenta, menilai Muslimah harus tetap mengenakan hijab. Memang, ada konsekuensi yang bakal dihadapi. Namun, sikap Muslimah berjilbab justru tidak memperlihatkan sikap negatif ketimbang imigran lain yang tidak mengenakan hijab. "Hasil riset ini tidak buruk bagi umat Islam," kata dia.
Dalam beberapa tahun belakangan, umat Muslim Norwegia kerap mengalami serangan Islamofobia. Tragedi penembakan Anders Breivik kian menambah runyam situasi. Ini karena menyulut kalangan sayap kanan guna mengusir kaum imigran, yang sebagian besar merupakan komunitas Muslim.