REPUBLIKA.CO.ID, Masih teringat kasus publikasi kartun nabiyullah Muhammad yang beberapa kali marak disebarkan bangsa Barat. Namun ternyata seiring dengan itu, acara Islam mengenai kehidupan Rasulullah telah berhasil naik tayang di stasiun televisi mereka. Bukan hanya di Eropa, tapi juga negeri paman sam, Amerika Serikat.
Sebuah film dokumenter mengenai kehidupan Rasulullah tayang di salah satu stasiun televisi ternama AS. “The Life of Muhammad” demikian tajuk film yang tayang di PBS dokumenter tersebut. Namun sebelumnya, acara tersebut lebih dahulu tayang di Eropa melalui BBC Two. Film yang diproduksi pada bulan Juli 2011 lalu tersebut memang awalnya diproduksi untuk stasiun televisi Inggris tersebut.
Film dokumenter mengenai kehidupan nabi terakhir tersebut dibuat tiga seri masing-masing selama satu jam. Dokumenter dipelopori oleh Rageh Omaar dan disutradai oleh Faris Kermani yang bukan lain merupakan produser Channel 4 seri Tujuh Keajaiban Dunia Islam.
Film mengisahkan perjalanan kehidupan Rasululah sejak kelahiran beliau di Makkah, hingga kemudian hijrah dan menyempurnakan dakwah Islam di Madinah. Bahkan perjalanan ajaib nan penuh mukjizat Rasul dari masjidil haram ke masjidil aqsa saat Isra Mi’raj pun termasuk dalam bagian film.
Dokumenter juga mewawancarai para ulama. Sehingga kisah Rasulullah dibawa dari perspektif beragam. Kendati tanpa memunculkan sosok gambar sang pembawa risalah Qur’an, dokumenter tentang Rasulullah dapat dikisahkan dengan menarik. Seorang profesor studi Islam kontemporer di Universitas Oxford, Tariq Ramadan, mengatakan dalam film tersebut, "Kami tidak pernah mewakili atau memiliki gambar dari salah satu nabi,” ujarnya dikutip dari Huffington Post.
Tentu saja, acara Islam tersebut mengejutkan masyarakat Barat. Belum lagi islamophobia yang tumbuh subur disana sejak insiden 9/11. Professor studi Islam di Georgetown University, John Esposito yang juga muncul dalam dokumenter tersebut menuturkan, menurut jajak pendapat lembaga besar seperti Gallup, Pew, dan lain-lain telah melaporkan bahwa sebagian besar masyarakat Amerika dan Eropa bukan hanya tidak tahu mengenai Islam, tetapi juga memiliki ketakutan yang mendalam dan prasangka terhadap populasi Muslim mereka
Sang sutradara, Faris Kermani mengatakan, pihaknya berani memunculkan film tersebut dalam rangka untuk menghormati muslimin. Editor BBC commissioning agama dan etika, Aaqil Ahmed juga menuturkan, bagi masyarakat Barat, Muhammad hanyalah sekedar nama. “Saya berharap seri ini akan menjelaskan siapa diri beliau, bagaimana beliau hidup, apa pesan kenabiannya, dan bagaimana semua ini menjadi warisannya hari ini,” ujarnya.
Direktur komunikasi nasional untuk Dewan Hubungan Amerika-Islam, Ibrahim Hooper menyambut baik film dokumenter tersebut. Menurutnya, film tersebut dapat menjadi bahan pendidikan tentang kehidupan Rasulullah. "Penelitian kami telah menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Islam dan Muslim pada umumnya masih sangat rendah dalam masyarakat kita," ujarnya.