REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Tak semua masyarakat Swedia menerima sikap anti-Islam. Ini terlihat dari dukungan terhadap Muslimah berjilbab yang tengah hamil ketika diserang orang tak dikenal akhir pekan lalu.
"Kami ingin masyarakat Swedia kenakan jilbab pada Senin. Karena kami ingin sosialisasikan penggunaan jilbab," kata Bilan Osman, kordinator P4 Gotenborgm seperti dikutip Harian Goteborg, Selasa (20/8).
Menurut Bilan, masyarakat Swedia masih melihat jilbab dan Muslim sebagai sesuatu yang asing. Ini bisa menjadi kesempatan yang bagi guna mengakui apa yang dirasakan dan dialami Muslim.
Serangan terhadap Muslimah yang tengah hamil terjadi di pinggiran Stockholm. Serangan ini dipicu lantara ia mengenakan jilbab. Menurut salah seorang saksi, jilbab Muslimah itu robek, dan akhirnya jatuh pingsan ketika kepalanya dibenturkan ke mobilnya.
"Dia mengenakan jilbab, atas alasan itu korban diserang," kata Klas Jensgard, kepolisian Stockholm.
Tergerak atas kejadian itu, sekelompok aktivis Swedia menggelar "protes jilbab " ('hijabuppropet'). Protes ini dimaksudkan guna mendesak perlindungan bagi hak-hak minoritas Muslim.
Mereka juga mendesak Menteri Kehakiman Beatrice mengambil tindakan sehingga memastikan perempuan Muslim Swedia mendapat jaminan atas rasa aman dan kebebasan beragama.
"Kami menuntut agar politisi bertanggung jawab secara aktif dalam menarik perhatian dan melawan diskriminasi struktural yang mempengaruhi Muslimah Swedia," ujar Beatrice.
Tanpa jaminan ini rasanya sulit bagi Muslimah Swedia untuk leluasa beraktivitas. Apalagi angka serangan Islamofobia di Swedia terus meningkat. Jadi, tak salah apabila politisi dan pemerintah merespon masalah ini.
Secara terpisah, kelompok feminis Swedia, Feminis Initiative mengutuk serangan Islamofobia terhadap Muslimah. "Kami berdiri dengan mereka yang menjadi korban kejahatan. Kami berdiri dengan mereka yang merasa tidak mendapatkan kekebasan dalam menjalani agamanya," kata kelompok feminis itu.
Anggota Partai Hijau, Asa Romson, menerbitkan foto-foto dirinya dalam jilbab. Ini kian mengkuatkan betapa besarnya dukungan masyarakat Swedia terhadap umat Islam.