REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Umat Islam menilai Pemerintah Inggris belum serius menangani serangan Islamofobia terhadap Muslim dan masjid. Padahal, serangan itu terjadi hampir di seluruh wilayah Inggris Raya. Umat Muslim pun menanti respon pemerintah.
"Selepas Woolwich, terus terjadi peningkatan signifikan dari kampanye anti-Islam," ungkap Pemimpin Dewan Muslim Inggris (MCB), Farooq Murad, kepada BBC seperti dikutip Onislam.net, Rabu (23/7).
Menurut Farooq, Umat Islam terlalu berat menanggung beban dari apa yang mereka tidak pernah lakukan. Dari data Tell Mama Project disebutkan umat Islam mengalami serangan Islamofobia sebanyak 212 kali.
"Apa ini tidak cukup mendesak bagi pemerintah dan kepolisian menangani masalah ini dengan strategi nasional terkordinasi sehingga mencegah ekskalasi serangan," kata dia.
Murad mengungkap tidak seharusnya Muslim menanggung beban ini sendirian. Sementara ada aparat yang seharusnya menyelidiki kasus ini. "Terlalu banyak rasa takut," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Inggris Theresa May meminta kepolisian menyeleidiki serangan Islamofobia terhadap Muslim.
Ia pun meminta update laporan dari kepolisian setiap harinya. "Menteri keamanan James Brokenshore telah merespon hal ini. Ia dan saya sepakat masalah ini harus diselesaikan secara bersama-sama," kata dia.