REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Pemerintah Arab Saudi akhirnya mengeluarkan peringatan dini bagi para calon Haji yang akan berkumpul Oktober mendatang.
Arab Saudi meminta jamaah dari seluruh dunia untuk menggunakan masker wajah ketika sampai dan beraktivitas di Tanah Suci.Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengeluarkan rekomendasi bagi para calon jamaah, diantaranya adalah penggunaan masker di keramaian untuk mengantisipasi penularan Koronavirus.
Tak hanya itu, Kemenkes juga menyarankan orang tua dan calon Haji dengan penyakit kronis untuk menunda perjalanan ibadah mereka.Pejabat Arab Saudi, dikutip dari BBC juga meminta calon jamaah haji untuk menjaga kesehatan prbadi sesuai standar. Contohnya adalah menutup hidung atau mulut dengan kertas tisu ketika bersin. Serta mendapat vaksinasi yang diperlukan untuk mencegah penularan.
Jutaan jamaah haji akan memenuhi negara itu pada bulan Dzulhijjah atau Oktober mendatang. Akan tetapi hingga Ahad (14/7), jumlah korban terus bertambah dua orang sehingga menjadi 38 orang.
Virus korona MERS (sindrom pernafasan Timur Tengah) muncul di semenanjung Arab, yang berpusat di Arab Saudi, pada September 2012. Koronavirus merupakan anggota keluarga virus yang meliputi flu biasa dan Sars (sindrom pernafasan akut parah).
Organisasi Kesehatan Dunia hingga saat ini menyatakan telah terjadi 80 kasus infeksi, 44 diantaranya berakhir dengan kematian.
Sementara itu, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama, Anggito Abimanyu mengatakan Pemerintah sudah mengantisipasi penyebaran virus tersebut, khususnya ketika Jamaah sampai disana.
Diantaranya menurut dia adalah tips standar kesehatan dan pembagian masker. Kemenag juga meminta jamaah haji untuk tak bepergian keluar hotel atau lokasi peristirahatan jika dirasa kurang perlu. Langkah lainnya termasuk menunda program percepatan bagi jamaah usia tua. Hal ini, ungkap dia dilakukan untuk mencegah jamaah berusia tua terserang virus tersebut.Beberapa waktu lalu,
BBC melaporkan, meski berbahaya namun daya sebar virus corona yang muncul tahun lalu dianggap belum sebesar yang dikhawatirkan dan karenanya tidak dikategorikan sebagai ancaman global. Kesimpulan ini didapat para ilmuwan setelah meneliti 55 kasus Koronavirus, yang hasilnya dimuat di jurnal ilmiah The Lancet.
Para ilmuwan di Pasteur Institute di Paris mencoba menghitung jumlah rata-rata orang yang terkena virus ini dari penderita. Makin tinggi orang yang tertular berarti virusnya makin ganas dan makin besar pula potensinya untuk menjadi ancaman global. Tingkat penularan virus corona, berdasarkan uji coba di Paris ini, adalah 0,69 orang.