Selasa 07 May 2013 14:32 WIB

Saatnya Indonesia Ekspor Dai

Rep: Amri Amrullah / Red: Citra Listya Rini
Ikatan Dai Indonesia (Ikadi)
Foto: depok.go.id
Ikatan Dai Indonesia (Ikadi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebutuhan dakwah Islam bukan hanya milik negara-negara mayoritas berpenduduk muslim saja. Pertumbuhan Islam yang sangat pesat telah meningkatkan kebutuhan dakwah di berbagai belahan dunia. 

Tingginya permintaan pendakwah ini  memberi sinyal ke Indonesia, sudah saatnya Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar mengambil peran pengiriman Dai keluar negeri.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Komisi Hubungan Luar Negeri, KH. Muhyidin Junaidi mengungkapkan ada fenomena menarik terkait pertumbuhan umat Islam di dunia dalam satu dekade terakhir. Beberapa negara yang memiliki jumlah umat Islam yang terus bertambah, sehingga membutuhkan jaringan pendakwah.

"Dai dan Muballigh dari Indonesia berpaham lebih moderat. Jadi lebih mudah diterima negara-negara dunia," kata Muhyidin kepada Republika di Jakarta, Selasa (7/5). 

Selain itu, Indonesia memiliki kelebihan paham keagamaan yang lebih beragam dan tidak satu warna seperti di beberapa negara Timur Tengah. 

Ia menjelaskan, program pengiriman Dai dan Muballigh Indonesia keluar negeri ini dilakukan berkat kerja sama internasional antara lembaga keagamaan dunia dan ormas di Indonesia.

MUI, Muhammadiyah, NU, Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) dan berbagai Ormas lain berperan penting bekerja sama dengan Organisasi Islam Dunia, seperti Rabithah Alam Islamy (Liga Muslim Dunia) dan lembaga Islam di beberapa negara Eropa dan Amerika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement