Jumat 12 Apr 2013 10:46 WIB

Joseph Beuys dan Konsep Semua Orang Adalah Dai

Ceramah adalah salah satu metode dakwah (ilustrasi).
Foto: Antara/Feny Selly
Ceramah adalah salah satu metode dakwah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Bismillahirrahmaanirrahiim,

Dahulu ketika saya berkesenian dengan teman-teman SRPB (Studio Rumah Pertunjukan Bandung), kami bekerjasama dengan Ibu Marintan Sirait (seorang seniman kontemporer) untuk menggelar diskusi tentang Joseph Beuys (1921- 1986) dan dadaisme di Goethe Institute Bandung.

Konsep Beuys seniman spektakuler Jerman yang mengemuka adalah “Jeder Mensch ist ein Künstler” yang artinya semua orang adalah seniman. Masih terekam setelah sekian lama dalam bayangan betapa kami membahas juga komposer eksperimental Amerika John Cage (1912–1992) dengan karya monumentalnya 4’33’’.

Pada saat itu saya pikir sangat jenius mempunyai konsep semua orang adalah seniman. Tidak mementingkan ego-ego sang senimannya. Kreator akan larut dalam kreasinya. Dengan seperti itu akan tercipta “kehidupan seni” yang tidak bergantung kepada seorang seniman saja, karena semua orang adalah seniman. Karenanya seni adalah kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah seni. Subhanallah.

Time flies (dan waktu berlalu), dalam dunia dakwah Allah Swt menjelaskan bahwa “Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al 'Ashr Ayat,103 : 2-3). Artinya jika semua orang ingin beruntung setelah iman dan amal sholeh adalah berdakwah dengan Al Haq dan sabar.

Dengan pemahaman tersebut berarti pula semua orang diutamakan mengajak kepada Al Haq. Dalam kata lain ialah berdakwah. Arti kata dakwah jika kita bahas merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja Da'a-Yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan kata "Islam", sehingga menjadi "Ilmu dakwah" dan Ilmu Islam" atau Ad Dakwah Al Islamiyah.

Dapat disimpulkan dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Orang yang menyampaikan dakwah disebut Da'i (mudzakkar/laki-laki) atau da’iyah (muannats/perempuan) sedangkan yang menjadi obyek dakwah disebut "Mad'u". Setiap Muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah "Da'i".

Dakwah itu bukan profesi tetapi amal yang sangat mulia di muka bumi ini, sebagaimana ayat; "Dan tiada perkataan terbaik di muka bumi ini selain perkataan mengajak kejalan Allah dan disertai amal sholeh, dan ia pun berkata, sesungguhnya aku seorang Muslim". (QS. Fusshilat 41:33). Atau dalam ayat lainnya ; "Ikutilah mereka yang berdakwah yang tidak minta upah atas dakwahnya, merekalah hamba-hamba Allah yang telah diberi hidayah Allah." (QS. Yaasin 36:21)

Beberapa istilah dalam dakwah seperti misalnya; Fiqhud dakwah yaitu Ilmu yang memahami aspek hukum dan tata cara yang berkaitan dengan dakwah. agar para muballigh bukan saja paham tentang kebenaran Islam akan tetapi juga piawai dalam menyampaikan Risalah. Adapun istilah seperti dakwah Fardiah (dalam jumlah terbatas), dakwah Ammah (dalam jumlah luas semisal khutbah jumuah).

Metodanya pun beragam seperti Dakwah bil Lisan yaitu penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). Ada juga dakwah bil Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Seperti guru “digugu” dan “ditiru”.

Seperti inilah seharusnya akhlak bukan saja para pemimpin, tapi juga kita semua. Karena dalam hadist disebutkan setiap orang adalah pemegang amanah dalam kata lain pemimpin. Sebagaimana hadits; “Setiap kalian adalah ra’in dan setiap kalian akan ditanya tentang ra’iyah-nya. Imam a’zham (pemimpin negara) yang berkuasa atas manusia adalah ra’in dan ia akan ditanya tentang ra’iyahnya.

Seorang lelaki/suami adalah ra’in bagi ahli bait (keluarga)nya dan ia akan ditanya tentang ra’iyahnya. Wanita/istri adalah ra’iyah terhadap ahli bait suaminya dan anak suaminya dan ia akan ditanya tentang mereka.

Budak seseorang adalah ra’in terhadap harta tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut. Ketahuilah setiap kalian adalah ra’in dan setiap kalian akan ditanya tentang ra’iyah-nya."(HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin ‘Umar ra). Makna ra’in adalah seorang penjaga yang diberi amanah, yang harus memegangi perkara yang dapat membaikkan amanah yang ada dalam penjagaannya.

Ia dituntut untuk berlaku adil dan menunaikan perkara yang dapat memberi maslahat bagi apa yang diamanahkan kepadanya. (Al Minhaj 12/417, Fathul Bari, 13/140)

Zaman sekarang ini dimana berjamurnya jejaring sosial membuat pola Dakwah bit Tadwim (dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab, buku, majalah, penulisan internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan sangat efektif.

Berhubungan dengan dakwah bit Tadwim ini Dalam Kitab Ihya Ulumuddiin (Imam Ghazali) disebutkan bahwa Nabi berkata: “Di akhirat nanti tinta ulama ditimbang dengan darah para syuhada. Ternyata yang lebih berat adalah tinta ulama!“.

Subhanallah, lalu ada juga yang utama adalah dakwah bil Hikmah yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik.

Kembali kepada Joseph Beuys dengan “Jeder Mensch ist ein Künstler”, mungkinkah ide bijaknya dia dapat dari referensi hadits-hadits diatas?. Haha.. setidaknya secara fakta Rasulullah SAW telah menyampaikan hal-hal tersebut di atas sekitar 14-15 abad yang lalu, jauh sebelumnya. Jauh sebelum semua orang memahami bahwa semua adalah pemimpin, semua adalah Da’i.

Tapi penegasannya adalah setelah kita paham, bisakah kita semua berdakwah dengan cara dakwah bil hikmah? Agar tidak ada orang yang terpaksa bahkan terintimidasi oleh kita. Ayo kita mulai dari diri sendiri, dari lingkungan terkecil, sampai yang terbesar. Semoga Allah Ridha. Aamiin, Insya Allah.

Tidaklah lebih baik dari yang menulis ataupun yang membaca, karena yang lebih baik di sisi Allah Swt adalah yang mengamalkannya.

Ustaz Erick Yusuf: Penggagas iHAQi

@erickyusuf

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement