Kamis 28 Mar 2013 11:19 WIB

Dua Alasan Muslim Spanyol & Portugal Tinggalkan Negaranya

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Ribuan Muslim Spanyol shalat berjamaah di sebuah masjid di Barcelona (Ilustrasi)
Foto: AP PHOTO
Ribuan Muslim Spanyol shalat berjamaah di sebuah masjid di Barcelona (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID--Krisis ekonomi yang dialami Spanyol-Portugal dan serangan islamofobia membuat umat Islam memutuskan meninggalkan kedua negara itu. Umat Muslim mulai pergi dari kedua negara itu sejak 2011.

Lembaga Statistik Spanyol dalam laporannya menyebutkan lebih dari 2.000 imigran Muslim mengajukan permohonan peralihan kewarganegaraan. Jumlah itu meningkat ketimbang tahun 2011.

Hal yang sama juga terjadi di Portugal kendati secara kuantitas tidak besar. Tercatat hanya dua persen dari populasi Muslim yang memutuskan meninggalkan Portugal.

Imam Masjid Lisbon, Sheikh David Munir mengungkap berkurangnya jumlah Muslim terlihat dari berkurangnya jamaah shalat Jumat. Semula, jumlah jamaah yang datang bisa mencapai 1.000 orang. Kini berkurang sampai 10-15 persen.

Menurut laporan, Moving on : Iberia's New Muslim, disebutkan pada awalnya imigran Muslim terkonsentrasi di daerah Martim Moniz Plaza. Di daerah itu terdapat 60 mall dan 156 toko.

Di sana, imigran Muslim asal Afrika, Pakistan, Bangladesh, dan lainnya bekerja. Namun, posisi mereka kini digantikan imigran asal Cina.

Taslim Rana, seorang pemilik toko, mengungkap kondisi ini tidak terjadi apabila pemerintah melindungi Muslim. Seperti di Inggris, pemerintahnya melindungi umat Islam.

Itu karena Inggris menganggap Muslim adalah aset. Perlakuan ini selanjutnya membuat Inggris menjadi pusat Halal Eropa.

Dahulu, populasi Muslim mencapai puncaknya ketika masa imperium Islam. Kejatuhan pemerintahan Islam dibarengi dengan populasi. Apalagi saat itu, Spanyol dan Portugis mengusir umat Yahudi dan Islam yang menolak untuk pindah agama.

Perlahan tapi pasti, semenjak ada pengakuan terhadap Islam dan Muslim membuat populasi sempat naik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement