Senin 04 Mar 2013 06:18 WIB

Kisah Islamnya Sang Anak Adopsi (1)

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Heri Ruslan
Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).
Foto: kaligrafibambu.com
Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, “Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanya lah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi," sabda Rasul riwayat Imam Malik, Imam Ahmad, Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Hadis tersebut seakan mewakili apa yang terjadi dalam kehidupan Linda. Jikalau tak diadopsi keluarga Muslim, bisa jadi Linda kini bukanlah seorang yang kaffah dalam berislam, bukanlah seorang yang berkenan menghabiskan waktunya untuk memperdayakan saudara-saudaranya sesama mualaf.

Menyedihkan, itulah yang dirasakan Linda saat menghadapi realitas sebagai anak adopsi. Namun saat itu pula, ia merasa bersyukur karena dari keluarga yang mengadopsinya, ia mengenal agama Islam.

"Di satu sisi, menyadari kalau anak adopsi, merasa tidak tinggal dengan keluarga kandung, tentu sedih, merasa tersisih. Mengapa orang tua kandung gak menyayangi. Tapi di sisi lain, bersyukur. Dengan jalan ini saya menjadi Muslim," ujarnya.

Linda lahir dari keluarga Tionghoa beragama Konghuchu. Namun kelahirannya dianggap pembawa sial keluarga. Pasalnya, saat ibunda mengandung Linda, usaha keluarga tiba-tiba bangkrut. Linda pun diyakini akan membawa dampak negatif bagi keluarga jika tidak diadopsi.

"Bapak ibu saya Tiongkok, saya diadopsi keluarga Melayu. Alasannya mungkin faktor ekonomi, kemudian faktor adat. Kalau ibu hamil mengalami kondisi tertentu atau kejadian tertentu, maka harus diadopsi. Kalau saya, waktu ibu hamil, usaha bangkrut. Jadi dari segi ekonomi tertekan karena bangkrut ditambah menurut kepercayaan itu harus diasuh orang lain," kisah Linda.

Secara adat, di kota tempat kelahiran Linda, Bagansiapiapi Riau, adopsi anak dari etnis Cina merupakan hal lumrah yang banyak terjadi. Keluarga Melayu-lah yang banyak menjadi rekan "transaksi" adopsi tersebut.

"Kebetulan di tempat saya, dan tentu juga takdir, banyak keluarga Melayu yang gak punya anak. Kebiasaan di tempat saya, mereka adopsi dari keluarga Tionghoa," ujar Linda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement