REPUBLIKA.CO.ID, Tengah Bergolak
Saat ini negeri peradaban Islam tersebut tengah bergolak. Konflik berdarah di Mali berawal sejak Bulan Januari tahun lalu. Pemberontakan bersenjata pecah di bagian utara negara dengan komando kelompok Tuareg. Mereka menginginkan sebuah negara baru di wilayah Mali Utara bernama Azawad yang berlandaskan Islam.
Konflik makin rumit ketika pihak militer melakukan kudeta pada bulan Maret, sementara Tuareg terus merebut Mali Utara. Militer menggulingkan Presiden Mali Amadou Toumani Toure dalam kudeta tersebut karena dianggap tak mampu menangani krisisi Mali Utara tersebut.
Azawad yang merupakan tanah air Tuareg pun kemudian berhasil direbut dari pemerintah. Mereka pun menyatakan kemerdekaan Azawad dari Mali pada April 2012 oleh Gerakan Nasional Pembebasan Azawad (MNLA). Namun MNLA yang awalnya dibantu kelompok ekstremis Islamis Ansar Dine kemudian saling bertentangan dalam memerintah Azawad. Keduanya pun bertempur dan melibatkan Gerakan Persatuan dan Jihad di Afrika Barat (MOJWA) yang merupakan pecahan kelompok Al-Qaeda.
Kudeta Militer ditambah pertempuran MNLA dengan Ansar Dine dan MOJWA, maka lengkap sudah membuat pemerintahan Mali porak poranda. Kekuasaan negara kosong dan mati. Namun militer Mali, MNLA, dan kelompok Islamis justru tetap saling berselisih alih-alih bersatu membangun kembali negara baru Mali.
Konflik pun semakin menjadi ketika bekas penjajah Perancis ikut campur urusan Mali. Militer negara Eiffel tersebut melakukan operasi Mali di bulan Januari 2013 dengan mengerahkan 3.500 tentara dilengkapi pesawat tempur dan kendaraan lapis baja.
Tak hanya Perancis, Republik Cheska pun menyatakan akan mengirim pasukan ke Mali. Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa seperti Inggris, Jerman, Denmark, Kanada dan Belgia pun menyatakan dukungan pada Perancis. Badan pengungisan PBB, UNHCR mencatat lebih dari 5.00 masyarakat Mali mengungsi ke Mauritania sejak Prancis melancarkan operasi.
Hingga detik ini, konflik Mali masih terus bergolak hingga menjadi perhatian Organisasi Kerjsama Islam (OKI) untuk segera ditangani. Negara muslim Mali perlu segera dipulihkan agar damai seperti semula, sebagai negara pradaban Islam.