Rabu 20 Feb 2013 14:54 WIB

Potret Islam di Negeri Kuno Mali (1)

 Masjid Agung Djenne di Mali, Afrika Barat.
Foto: sacredsites.com
Masjid Agung Djenne di Mali, Afrika Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Afriza Hanifa

Mali, salah satu negara di dunia yang kaya warisan budaya ini memiliki sejarah Islam yang cukup panjang. Namun saat ini negara di sub-sahara Afrika tersebut tengah mengalami gejolak politik. Negara mayoritas Islam tersebut tengah mengalami proses menuju negara Islam.

Berlokasi di Afrika Barat, Mali menjadi negara yang diapit daratan dan sahara. Negara beribukota Bamako tersebut dikelilingi negara Pantai Gading, Aljazair, Nigeria, Burkina Faso, Guinea, Senegal dan Mauritania.  Muslim di negara seluas 1,24 juta kilometer tersebut mencapai 12 juta jiwa atau sekitar 92,5 persen dari total penduduk 14,5 juta jiwa.

Sebagai umat mayoritas, muslimin Mali hidup dengan damai. Mereka pun sangat toleran pada penganut agama lain. Hubungan stabil tanpa ketegangan pun ditemukan antar penganut agama. Mereka saling berkunjung menghadiri perayaan pernikahan ataupun kematian.

Kepercayaan tradisional pun telah berakulturasi dengan baik sehingga budaya Islam dan budaya asli setempat tak mengalami bentrok atau perselisihan. Tercermin dalam sebuah manuskrip kuno di Universitas Tombuktu, bahwa pendekatan tradisional ke Islam relatif moderat.

Adapun untuk wanita muslim, seperti halnya di negara Afrika lain, muslimah Mali pun tak banyak mengenakan kerudung seperti negara mayoritas Islam pada umumnya. Biasanya mereka mengenakan kudung yang dililit menutup kepala dan rambut, namun dengan leher terbuka. Kudung tersebut memang telah menjadi mode jilbab kebanyakan muslimah Afrika selain Timur Tengah.

Mali terkenal memiliki peradaban Islam yang tinggi. Banyak situs peninggalan peradaban masa lalu yang kini dijadikan situs warisan dunia oleh UNESCO. Peradaban tersebut dibawa oleh Islam sejak abad kesembilan. Saat itu agama rahmatan lilalamin masuk ke Afrika Barat oleh pedagang Muslim Berber dan Tuareg. Tak hanya sebatas kepercayaan, Islam membentuk sistem politik, sosial hingga seni budaya.

Kerajaan Mali telah berdiri kokoh disana jauh sebelum negara tersebut kemudian dijajah oleh Prancis. Mansa Musa, merupakan salah satu raja di kerajaan tersebut yang paling banyak berkiprah dan membawa pengaruh bagi peradaban Islam Mali.

Pada masa keemasan kerajaan, ilmu matematika, astronomi, sastra dan seni berkembang pesat di Mali. Peradaban Islam terus berkembang hingga di abad 19 saat Mali dikuasai Perancis. Mali baru merdeka di tahun 1960 sebagai negara Republik. (bersambung)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement