Rabu 30 Jan 2013 20:15 WIB

Penolakan Masjid di Australia Mengkhawatirkan

Rep: Agung Sasongko/ Red: Karta Raharja Ucu
Muslim Australia saat shalat di Masjid Lakemba, Sydney, Australia
Foto: ABC
Muslim Australia saat shalat di Masjid Lakemba, Sydney, Australia

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Menguatnya penolakan terhadap rencana pembangunan masjid di Australia sangat disayangkan komunitas Muslim. Apalagi, penolakan itu mulai bergerak pada taraf institusi keagamaan.

Anggota Dewan Islam Victoria, Nazeem Hussain, mengatakan situasi ini jelas menandakan ketakutan berlebihan terhadap Muslim dan Islam. Yang memprihatinkan, begitu mudah menciptakan ketakutan dan histeria dalam beberapa hal.

"Kami menghadapi oposisi yang demikian kuat. Gereja mulai meneriakkan masjid sebagai tempat berkembangnya fanatisme. Ini jadi cermin Islamofobia sudah sampai tahapan mendalam," kata dia seperti dikutip The Herald Sun, Rabu (30/1).

Secara terpisah, Sekjen Senode Gereja Monash, Mark Lawrence, dengan hati-hati mencoba memberikan pandangannya dalam masalah ini. Menurut dia, terlalu rumit menjelaskan apa yang terjadi. "Hubungan multikultural membutuhkan interpretasi sejarah yang kompleks," kata dia.

Menurut Lawrence, masyarakat Australia sebenarnya sangat memahami apa yang terjadi. Karena itu, ia menyayangkan apabila ada pihak yang melontarkan pernyataan kontra produktif dengan masalah tersebut. "Komentar negatif soal masjid seharusnya tidak dibenarkan," seloroh Lawrence.

Sebelumnya, diberitakan Ketua Jamaat Gereja, Richard Ferrell, keberatan adanya pembangunan atau perluasan masjid. Sebab, aktivitas itu akan mengganggu. Yang lebih penting lagi, masjid akan menjadi tempat berkembangnya fanatisme. Komentar itu segera mengguncang keprihatinan di kalangan Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement