Senin 21 Jan 2013 18:43 WIB

Ulama Malta Minta Pemerintah tak Larang Jilbab

Rep: Agung Sasongko/ Red: Karta Raharja Ucu
Muslimah berjilbab (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Muslimah berjilbab (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PAOLA -- Ulama ternama asal Republik Malta, Imam Mohammed Elsadi mendesak pemerintah mengizinkan muslimah mengenakan jilbab, baik itu di ruang publik atau kantor.

Bila aturan itu disahkan, diyakini akan lebih banyak muslimah yang bekerja. "Masyarakat Malta sangat toleran soal masalah ini. Namun, kasus dua muslimah yang bekerja di sektor kesehatan sangat disayangkan. Apalagi ada kasus lain terjadi," kata dia seperti dikutip Times of Malta.

Elsadi mengaku sudah membicarakan masalah ini dengan PM Lawrence Gonzi. Namun, Elsadi belum mendapat respon atas usulannya itu.

Saat ditanya, apakah izin tersebut termasuk juga dengan penggunaan burka alias cadar, Elsadi menyatakan untuk sekarang ini hanya fokus pada jilbab saja.

Islam masuk ke Malta, ketika pasukan muslim mengambil alih Sisilia dari Romawi pada 870 M. Semasa pemerintahan Islam, Malta memperbolehkan muslim mempraktekan agama mereka dengan bebas.

Kini, sebagian besar muslim di negara kepulauan yang berjumlah enam ribu jiwa itu, adalah imigran.

Sayang, dengan jumlah populasi yang demikian besar, Muslim Malta hanya memiliki satu masjid dan satu sekolah dasar Islam. Itupun atas bantuan pemerintahan Libya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement