REPUBLIKA.CO.ID, VALETTA--Posisi Malta yang berada antara Eropa dan Afrika memungkinkan negara itu menjadi pusat industri syariah. Hal itu diungkap pakar Timur Tengah, Ahmed Al Banna.
"Malta adalah potensi yang diabaikan. Secara geografis, Malta memiliki posisi strategis menjadi jembatan antara Eropa dan dunia Islam," kata dia seperti dikutip Times of Malta, Kamis (17/10).
Ahmed mengungkap beberapa bulan lalu, Dubai mengklaim menjadi ibukota ekonomi dunia Islam. Malta juga bisa seperti itu. Asal pengusaha Malta bisa memanfaatkan potensi negaranya dengan baik.
Saat ini, Malta merupakan tujuan utama wisata bagi wisatawan asal Eropa dan dunia Islam. Namun, Malta belum mengakomodir kebutuhan wisatawan Muslim melalui ketersediaan makanan halal, produk keuangan syariah dan infrastruktur lainnya.
"Ada banyak peluang disini, misalnya saja penerbangan Emirates yang setiap hari melayani tujuan Dubai ke Malta atau ke negara Eropa lainnya," kata dia.
Namun, bukan berarti Malta tampa kelemahan. Kemitraan hanya sebatas Dubai, tidak Beirut atau Riyadh membuat Malta sulit berkembang. Padahal kota lain bisa menawarkan potensi yang bisa diekplorasi.
"Sederhana saja dalam menarik minat investor dunia Islam, jabat tangan lalu sapa dia. Ketepan waktu juga menjadi sangat penting. Meski memang tidak semua negara-negara Islam perhatian akan hal ini," kata dia.