REPUBLIKA.CO.ID, Sekitar 40 persen dosen di Kampus UAI bergelar doktor.
Saat ini, jumlah dosen tetap yang mengajar di UAI sekitar 120 orang. Namun, jika digabungkan dengan dosen tidak tetap, jumlahnya bisa lebih dari 200.
Dari jumlah tersebut, sekitar 40 persen bergelar doktor. “Ke depannya, tentu kita ingin semua pengajar bergelar doktor. Kebijakan ini menjadi misi kami untuk bisa meningkatkan kualitas pendidikan di sini,” ujar Ahmad.
Saat ini, UAI memiliki enam fakultas, yakni fakultas sains dan teknologi, ekonomi, sastra, psikologi dan pendidikan, hukum, serta ilmu sosial dan ilmu politik (fisip).
Dari enam fakultas tersebut, tercatat ada 15 program studi (prodi). “Hampir semua prodi sudah terakreditasi B. Bahkan, untuk ilmu komunikasi sekarang ini sudah terakreditasi A,” kata Ahmad.
Tampil di jurnal internasional
Adakah pencapaian membanggakan yang yang ditorehkan kampus ini? Ahmad tak sungkan untuk menyebut sejumlah nilai plus yang sudah dicapai UAI.
Setiap tahun, misalnya, selalu saja ada paper atau skripsi dari mahasiswa S-1 UAI yang diterbitkan di sejumlah jurnal internasional.
Paper tersebut di antaranya mengulas disiplin ilmu elektro, bioteknologi, kimia, serta beberapa kajian lainnya. Hal ini, kata dia, sudah mulai dirintis sejak empat tahun terakhir. “Alhamdulillah, sekarang ini setiap tahunnya ada dua-tiga paper mahasiswa kami yang diterbitkan di jurnal internasional.”
Hal lain yang membuat kampus UAI ini layak dipandang adalah adanya pengakuan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendiknas bahwa UAI sudah masuk ke dalam jajaran 120 perguruan tinggi yang memiliki kualifikasi penjaminan mutu (quality assurance).
“Alhamdulillah, pengakuan ini menjadi bukti bahwa kami memang serius mengelola pendidikan tinggi yang terlahir dari masjid,” kata Ahmad.