REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Serangan Islamofobia yang dibarengi persoalan internal umat muslim di seluruh dunia, merupakan hal yang harus dicermati dunia Islam.
Sebab, situasi ini membuat umat Islam merasa tidak nyaman. Hal itu diungkap Kandidat Doktor Sosiologi, Universitas Jamia Millia Islamia, Adfar Rashid.
Menurutnya situasi itu merupakan dampak dari banyak faktor, termasuk pemberitaan negatif media, salah tafsir dalam literatur dan film.
Celakanya, kesalahpahaman itu selanjutnya tertanam dalam budaya kalangan Non-Islam. Jadi, ada semacam penggambaran Islam dalam wajah kejam yakni radikalisme dan barbar.
"Bahkan kalangan kerah putih masyarakat Barat membuat kata baru seperti Islamisme, Islamicate, ekstremisme, Islamofobia dan fundamentalisme Islam, sebagai ekspresi rasa acuh tak acuh mereka terhadap Islam," ucap dia seperti dikutip eurasiareview.com, Kamis (10/1).
Rashid menilai situasi ini tentu merugikan umat Islam. Setiap muslim di seluruh dunia menjadi sasaran kritik destruktif.
Hal itu kemudian menjadi beban besar umat Islam, karena agama mereka dipahami sebagai kriteria tindakan dan prilaku sosial.