Rabu 09 Jan 2013 17:01 WIB

Beratnya Perjuangan Muslim Angola (1)

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Chairul Akhmad
Muslim Angola.
Foto: wimklerkx.nl
Muslim Angola.

REPUBLIKA.CO.ID, Meski belum diakui oleh negara, Muslimin di Angola dapat beribadah secara leluasa.

Di bagian selatan benua Afrika, terdapat sebuah negara yang wilayahnya cukup luas, sekitar 1,24 juta kilometer persegi, hanya sedikit lebih kecil dari luas daratan Indonesia yang sekitar 1,81 juga kilometer persegi.

Letaknya berbatasan dengan Zambia, Namibia, dan Kongo. Angola, demikian nama negara itu.

Ibukota negara ini, Luanda, terletak di posisi yang strategis, yakni di garis pantai Atlantik Selatan. Di negeri republik ini, hidup sekitar 80 ribu hingga 90 ribu Muslimin. 

Dari jumlah tersebut, setengahnya bukan penduduk asli Angola melainkan imigran dari Afrika Barat yang didominasi warga keturunan Lebanon.

Menurut data dari Lembaga Urusan Agama Nasional, jumlah Muslim tak sampai satu persen dari total populasi Angola yang mencapai 17,3 juta jiwa. Lain lagi dengan data yang dilaporkan kantor berita PANA. Disebutkan, Muslim Angola saat ini mengambil bagian seperempat dari total penduduk negara itu.

Peningkatan jumlah Muslimin terjadi dalam 10 tahun terakhir, seiring meningkatnya jumlah imigran dari Lebanon.

Agama mayoritas Angola yakni Katholik dengan persentase sekitar 55 persen, namun pemerintah mengestimasi 70 persen penduduk beragama Katholik. Agama tersebut diwariskan dari penguasa Angola terdahulu, yakni  Portugis.

Dalam posisinya yang minoritas, Muslim di Angola masih berjuang agar Islam diakui sebagai agama yang sah.

Dalam hal ini, terdapat syarat yang harus dipenuhi agar sebuah agama diakui di negara bekas koloni Portugis tersebut. Syarat tersebut yakni agama tersebut harus dianut oleh minimal 100 ribu warga dari kalangan dewasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement