Jumat 14 Dec 2012 19:48 WIB

Melawan Kemustahilan

Rep: Anjar Fahmiarto/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: guardian.co.uk
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Allah SWT memberikan cobaan kepada manusia dalam berbagai bentuk dan cara. Salah satunya dengan ketidaksempurnaan fisik.

Sebagai seorang Muslim, cobaan tersebut hendaknya disikapi dengan hati yang sabar dan ikhlas. Sebab di balik kekurangan, Allah pasti memberikan kelebihan yang tidak dimiliki orang lain.

 

Namun, seringkali cara pandang kita terhadap orang yang tidak sempurna secara fisik dan psikis atau yang berkebutuhan khusus membuat kita menganggap mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

Kita sering beranggapan, jangankan melakukan sesuatu untuk orang lain, untuk diri sendiri saja  membutuhkan bantuan. Dan, bisa dibayangkan bila keterbatasan itu berupa kelumpuhan total seluruh badan, kecuali lidah dan mata.

 

Hal itulah yang dialami penulis buku ini, Ammar Bugis. Pria berusia 26 tahun ini menderita lumpuh total seluruh tubuhnya sejak berusia dua bulan. Tetapi, pemuda warga Arab Saudi berdarah Indonesia ini tidak menyerah dengan keadaan. Dia terus berjuang melawan keterbatasan tersebut dan berhasil menorehkan prestasi gemilang yang melebihi manusia dengan fisik normal pada umumnya.

Menurut Ammar, kelainan yang dialaminya berawal saat usianya menginjak dua bulan. Saat itu kemampuan geraknya terus menurun hingga akhirnya tidak dapat bergerak sama sekali. Seorang pakar neurologi memvonis dirinya mengidap penyakit langka yang disebut Werdig Hoffmann.

Gejala penyakit ini berupa kelumpuhan total seluruh saraf yang menyebabkan hilangnya kemampuan bergerak seluruh tubuh, kecuali lidah dan mata. Bahkan, ada dokter lainnya yang meramalkan umurnya tak akan lebih dari dua tahun.

 

Namun, Allah berkehendak lain. Ammar dikaruniai umur panjang hingga saat ini. Tidak hanya itu, kemampuan secara intelektual juga melebihi rata-rata orang normal pada umumnya. Segudang prestasinya itu, dari sudut pandang orang normal, barangkali sebuah kemustahilan.

 

Pada usia 13 tahun, dia sudah hafal Alquran. Prestasi akademik di sekolah juga luar biasa. Bahkan, saat lulus perguruan tinggi, dia termasuk lulusan dengan nilai yang fantastis. Semua itu diraihnya dengan mengalahkan orang-orang normal yang dianugerahi Allah kesempurnaan secara fisik. Buku ini  juga menjadi catatan prestasi tersendiri yang berhasil ditorehkan Ammar Bugis.

 

Dalam urusan pekerjaan, dia juga layaknya orang normal yang memiliki mata pencaharian. Ammar tercatat sebagai seorang wartawan sebuah media di Arab Saudi. Dia juga menikah dengan seorang gadis pilihannya.

 

Apa yang dialami Ammar bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Keterbatasan yang dimilikinya dan orang-orang yang berkebutuhan khusus lainnya merupakan kehendak Allah SWT. Dan dengan kehendak-Nya pula, mereka mampu melampaui keterbatasan yang dalam pandangan manusia lain secara umum mustahil dilakukan.

 

Ammar adalah sosok inspiratif bagi semua orang. Salah satunya adalah cara pandangnya melihat keterbatasan. “Hidup saya dipenuhi berbagai peristiwa yang saya alami agar saya dapat melampaui kekurangan fisik saya. Dan, agar saya bisa mengubah kekurangan  tersebut menjadi kekuatan dan senjata yang mengantarkan saya pada kebahagiaan,” katanya.

Judul          : Penakluk Kemustahilan

Penulis      : Ammar Bugis

Penerbit   : Republika

Cetakan    : I, Desember 2012

Halaman   : XL +182

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement