Selasa 27 Nov 2012 19:18 WIB

Menjaga Kesucian Jiwa

Rep: Anjar Fahmiarto/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: trekearth.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Mencari kesempur naan adalah sifat yang paling mulia. Kesempurnaan berarti keberhasilan menyucikan diri dari sifat-sifat tercela dan menghias diri dengan sifat terpuji.

Sifat tercela antara lain, kebodohan, amarah, dendam, iri hati, kikir, sombong, angkuh, congkak, pamer, cinta pangkat dan kekuasaan, dan sebagainya.

Sedangkan, sifat terpuji, antara lain, pengetahuan, ke sabaran, kesucian batin, kemurahan hati, kelembutan hati, ketabahan, syukur, hidup sederhana, bertawakal, keikhlasan, dan sebagainya.

Setiap manusia diwajibkan untuk menempuh jalan rohani, yaitu mencari kesempurnaan dan suci dari perangai yang buruk. Tujuan menempuh jalan ini adalah meningkatkan sesuatu yang bersifat ilahi setahap demi setahap sehingga tiba pada derajat sesungguhnya. Ini dilakukan dengan menggunakan perawatan dan obat yang diberikan manusia paling sempurna dan roh seluruh pembimbing,

Nabi Muhammad SAW. Yaitu, dengan cara berpuasa, bangun malam, menjaga lidah, bersikap pengasih terhadap sesama makhluk, berzikir, merenung, hidup atas dasar yang diperbolehkan, menjauhkan diri dari hal-hal yang diharamkan, dan berbagai sikap mulia lainnya.

Hal tersebut harus dilakukan tanpa melanggar batas hukum, sekecil apa pun. Sebab, orang yang mengambil obat selain obat syariah maka tidak akan sembuh penyakitnya. Bahkan, penyakitnya kian menjadi-jadi.

Lewat buku ini, Syekh Abdul Khaliq al-Syabrawi, selaku penulis, mengajak pembaca untuk tumbuh dan bertransformasi menuju kedewasaan mental dan spiritual dengan proses tazkiyah an-nafs.

Dalam bahasa Arab, tazkiyah an-nafs bukan hanya bermakna menyucikan, melainkan juga menumbuhkan jiwa. Jiwa kita sebenarnya sudah cerdas. Ragam informasi, budaya, lingkungan, dan perilaku buruklah yang acap kali menjadi kabut bagi ke cerdasan batin kita.

Berlandaskan Alquran, hadis, ajaran para orang saleh, dan ketajaman mati hati seorang guru spiritual, al-Syabrawi hendak menuntun kita bagaimana membersihkan berbagai kotoran yang menggerogoti kecerdasan batin.

Misalnya, amarah (ghadab), dengki (hasad), dendam (hiqd), kikir (bukhl), angkuh (kibr), congkak (ujb), terpedaya (ghurur), ingin dipuji (riya), cinta pangkat dan jabatan (hub al-jah wa al-riyasah), dan sebagainya. Berbagai hal buruk tersebut dikupas secara tuntas dan jelas dalam buku ini.

Penulis juga memaparkan tahap-tahap perkembangan jiwa, dari yang terendah (an-nafs al-ammarah) hingga puncak kesempurnaan (an-nafs al-kamilah) lengkap dengan rambu-rambu, dorongan, peringatan, dan penggambaran keadaan, serta kedudukan rohani. Tahap demi tahap diulas lugas sebagai suatu rangkaian perjalanan panjang menuju Allah SWT, muara segala hamba.

Karena itu, buku ini perlu disimak dan dibaca agar kita bisa mendapatkan kesucian jiwa sehingga memiliki jiwa yang tenang yang kelak akan dipanggil Allah ke dalam surga-Nya.

Judul         : Buku Saku Psikologi Sufi

Penulis     : Syekh Abdul Khaliq al Syabrawi

Penerbit  : Zaman

Cetakan   : I, 2012

Halaman  : 192

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement