Selasa 20 Nov 2012 19:03 WIB

Ummu Syuraik dan Ember dari Langit (1)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: integrallife.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah ember menjuntai antara langit dan Bumi menjadi perantara untuk menghapus dahaga Ummu Syuraik yang sedang disiksa di tengah padang pasir.

Seperti bangsa Arab lainnya, Kabilah Daus adalah penyembah berhala. Mereka mendirikan patung bernama Dzul Khulashash.

Patung ini disebutkan dalam hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari. “Kiamat tidak akan terjadi sebelum bokong wanita Kabilah Daus menggoyangkan Dzul Khulashah,” ujar Rasulullah.

Islam masuk ke Kabilah Daus melalui Thufail ibn Amr ad-Dausi. Awalnya, Thufail tidak tertarik sama sekali dengan Islam. Dia bahkan menutup telingannya atas segala sesuatu yang berhubungan dengan Islam.

Tetapi, hal tersebut tidak lagi mampu dilakukannya ketika suatu hari Thufail menemukan Rasulullah sedang shalat di dekat Ka’bah. “Aku berdiri di dekatnya. Allah membuat telingaku mendengar sebagian perkataannya. Sungguh kata-kata yang indah,” tuturnya.

Setelah berdiskusi dengan Nabi, Thufail pun menyatakan syahadatnya. Dia kemudian menemui kaumnya untuk mengajak mereka menganut Islam.

“Hai Nabi Allah, aku adalah orang yang dipatuhi oleh kaumku. Aku akan pulang menemui mereka dan mengajak mereka pada agama Islam. Berdoalah kepada Allah agar Dia memberiku bukti kebenaran yang akan mendukungku dalam menyerukan Islam kepada mereka,” ujar Thufail yang kemudian disambut Rasulullah dengan doanya, “Ya Allah berikanlah dia bukti kebenaran.”

Thufail menyeru Kabilah Daus agar memeluk Islam, tetapi mereka tidak menanggapinya. Tetapi, terdapat seorang perempuan yang menyambut seruan tersebut. Dia adalah Ummu Syuraik.

Dia dinamai Ghaziyah binti Jabir Ad Dausiah, seorang wanita dari Al-Azdi, salah satu suku Kabilah Daus. Segera setelah dia memeluk Islam, dia bergerak untuk berdakwah dan mengajak para perempuan Kabilah Daus secara sembunyi-sembunyi.

Dia pun memberikan dorongan-dorongan agar mereka masuk Islam tanpa kenal lelah. Ummu Syuraik menyadari risiko yang akan menimpanya, yaitu siksaan terhadap jiwa dan harta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement