REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH---Menyusul kedatangan jamaah haji gelombang kedua, ruang perawatan di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Madinah terus dipenuhi para pasien baru. Menurut dokter Septa Ekanita, kepala BPHI Madinah, banyak jamaah yang mengalami penurunan kondisi tubuh pasca masa Armina (Arafah-Muzdalifah-Mina). ‘’Terlebih untuk mereka yang memang mengidap penyakit bawaan,’’ ujar Septa saat ditemui Rabu (14/11).
Septa mengatakan, faktor kelelahan dan suhu udara yang mulai dingin di Madinah turut memicu penurunan kondisi tubuh itu. Apalagi, lanjut dia, sebagian besar pasien yang juga merupakan jamaah lanjut usia umumnya sudah mengidap penyakit bawaan seperti jantung, pneumonia, diabetes mellitus.
Kondisi tersebut kian diperparah karena jamaah bersangkutan juga merokok. Bahkan, sebagian besar jamaah lansia yang mengalami gangguan untuk kembang kempis paru itu punya kebiasaan merokok. ‘’Kalau hanya dehidrasi mudah menanganinya. Masalah muncul karena mereka juga ada dasar penyakit tertentu,’’ ujar Septa.
Septa mengungkapkan, kondisi tubuh yang menurun ditambah dengan aktivitas yang selalu mengharuskan jamaah berkumpul bersama-sama dalam satu rombongan kian mempermudah penyebaran penyakit,terutama penyakit infeksi seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
Bagi jamaah yang mengalami gangguan paru (PPOK), mereka juga akan lebih mudah terinfeksi. ‘’Untuk diketahui, jamaah haji lansia kita juga banyak yang malnutrisi. Dengan adanya dehidrasi, kondisi jamaah akan makin parah,’’ kata dia.
Saat ini BPHI Madinah merawat sekitar 40 orang pasien jamaah haji. ‘’Hampir 70 persen kapasitas BPHI Madinah terisi,’’ kata Septa.
Pihaknya juga menerima jamaah haji yang dievakuasi dari Makkah ke Madinah. Sedangkan pasien yang dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi sekitar empat orang.