REPUBLIKA.CO.ID, Komunitas yang tertua di wilayah Gianyar terdapat di Kampung Sindhu, Keramas, yang terletak lima km ke arah selatan Kota Gianyar dan 20 km ke arah timur Denpasar.
Ada juga komunitas yang baru terbentuk pasca-1965 di Semebaung, Gianyar, juga di lingkungan seniman di daerah Ubud, yang disinyalir dimulai sekitar 1980-an.
Peran orang Bugis
Sejumlah catatan sejarah lainnya menyebutkan, penyebaran Islam di Bali lebih banyak dilakukan melalui perdagangan.
Islam juga menyebar melalui jalur perkawinan, yaitu perkawinan antara orang-orang Bugis dan orang-orang Bali.
Orang-orang Bugis telah muncul di Selat Bali sekitar pertengahan abad ke-17, yang dalam sumber daerah disebut wong sunantara, wong duradesa, atau wong nusantara, yang artinya orang asing (Bugis, Cina, dan Arab).
Orang-orang Bugis yang datang ke Bali tersebar di beberapa tempat, seperti Jembrana, Bali Utara (Buleleng), dan Bali Selatan (Badung).
Di Jembrana, pada abad ke-17 orang-orang Bugis telah memegang peranan penting dalam proses integrasi kebudayaan. Sejarah bahkan mencatat adanya seorang keluarga Raja I Gusti Ngurah Pancoran yang telah masuk Islam karena pergaulannya yang akrab dengan orang-orang Bugis yang bermukim di Loloan.
Selain Bugis, sejarah juga mencatat adanya penyebaran Islam yang dilaku kan oleh pedagang Cina. Salah satu tokoh yang terkenal adalah The Kwan Lie yang merupakan saudagar Tiongkok dan bergelar Syekh Abdulqodir Mochammad.
The Kwan Lie juga dikenal ahli dalam bidang pengobatan. Dia menyebarkan Islam di Bali pada pertengahan abad XVI dengan mendaratkan perahu nia ga nya di pesisir-pesisir pantai kawasan Bali Utara.