Jumat 19 Oct 2012 15:00 WIB

Menag Klaim Penyelenggaraan Haji Tahun Ini Lebih Baik

Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali.
Foto: Antara/Syaiful Arif
Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH - Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali mengungkapkan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini dinilai lebih baik, jika dibandingkan dengan tahun lalu. Kendati, lanjut Menag ada beberapa catatan yang perlu menjadi perhatian seperti masalah kriminalitas terhadap jamaah dan terkait jamaah nonkloter.

Salah satu tolok ukur yang membuat penyelenggaraan ibadah haji tahun ini lebih baik, diakui Menag adalah ketepatan waktu penerbangan haji. Hal itu dilihat dari kian berkurangnya keluhan. Selain itu, pelayanan haji semakin lebih baik.

Meski tidak menemukan masalah di Makkah, namun ada juga masalah di dalam negeri. Beberapa di antaranya adalah penyelundupan pil KB, buku nikah palsu serta jamaah nonkloter di Makkah dan Makkah

Menag yang usai mengadakan rapat koordinasi dengan seluruh pejabat haji di Makkah mengatakan, masalah kejahatan di perumahan telah diupayakan ada peningkatan kewaspadaan keamanan di pemondokan dan perjanjian penggantian secara resmi terhadap kerugian jemaah.

Namun, terkait penjambretan, penipuan dan perampasan di jalanan, itu memang menjadi masalah karena jemaah Indonesia tergolong banyak sedangkan petugas keamanan jumlahnya terbatas.

"Dilematis, karena pelaku kejahatannya juga orang kita," kata Suryadharma sehubungan dengan adanya dugaan bahwa para pelaku kejahatan khususnya di sekitar Masjidil Haram adalah orang Indonesia yang tinggal di Arab Saudi dan sebagian telah habis izin tinggalnya, di Makkah, Jumat (19/10).

Pencurian

Secara khusus terkait dengan dugaan adanya pelaku kejahatan yang adalah jemaah haji Indonesia yang melakukan pencurian terhadap jamaah lainnya, menteri mengatakan, "Sulit melakukan tindakan berupa melaporkannya ke polisi Arab Saudi karena dampaknya akan panjang dan nama negara kita juga yang terkena dampak."

Bila ingin diproses di dalam negeri, maka Indonesia perlu memiliki rumah tahanan di Arab Saudi. "Bagaimana ini bisa terjadi karena ini kan negara orang dan kita lagi bertamu di sini", kata Menteri asal PPP tersebut.

Sedangkan terkait jemaah nonkloter, lanjutnya, Kedubes Arab Saudi di Jakarta akan diberi tahu agar tidak memberikan visa terhadap sejumlah orang yang tidak termasuk dalam kategori kuota.

"Masalahnya akan berentet, karena pondokan di Mina tidak tersedia bagi jemaah nonkloter dan kadang-kadang ada yang datang dan menempati pondokan jemaah reguler, termasuk mengambil jatah makannya. Kalau dilarang, kan mereka juga orang Indonesia dan ini urusannya lagi ibadah," kata Suryadharma.

Oleh sebab itu, katanya, kepada pemerintah Arab Saudi akan diberitahukan agar lebih selektif mengeluarkan visa bagi jemaah nonkloter yang rawan bermasalah tersebut.

"Kini fokus kita tertuju ke Armina (Arafah-Muzdalifah-Mina) yang merupakan puncak pelaksanaan ibadah haji, semoga seluruh proses yang berjalan berlangsung baik," demikian Menteri Agama terkait proses wukup di Arafah, mabit di Muzdalifah dan lempar jumrah di Mina yang merupakan rukun haji mulai 25 Oktober 2012.

Indonesia tahun ini mendapat kuota 211 ribu jamaah haji, 194 ribu reguler dan 17 ribu khusus. Tanggal 20 Oktober 2012 merupakan hari terakhir kedatangan jemaah haji di Arab Saudi. Kini 97 persen jemaah haji Indonesia telah tiba di Makkah.

Kiyai Haji Hasyim Muzadi yang menjabat sebagai Wakil Amirul Hajj direncanakan akan menyampaikan khotbah wukuf di Arafah. Sampai Jumat pagi 75 jemaah Indonesia telah meninggal di Arab Saudi, umumnya jamaah berusia lanjut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement