REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tindak penipuan sering melanda jamaah calon haji (calhaj), ketika berada di Tanah Suci. Sebab terkendala sebuah lingkungan yang baru dijejaki dan bahasa setempat, maka keterbatasan tersebut kerap dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab di sana.
Wakil Ketua II Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta, Dimyati RF, mengatakan, latar belakang timbulnya tindak penipuan yaitu, bermula dari tersasarnya seorang calhaj. Sering kali jamaah tersasar karena terpencar dari rombongannya.
''Dengan diiming-imingi akan diantarkan ke tempat pemondokan, lalu jamaah ditipu,'' tuturnya kepada Republika, Kamis (18/10) saat ditemui di gedung Serbaguna (SG) II, Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
Dimyati mengungkapkan, tipe orang yang menawarkan kebaikan itu pun, tergantung. Yang mengejutkannya dominan pelaku ialah orang Indonesia. Ada orang yang baik, yang benar-benar mengantarkan jamaah tersasar sampai ke tempat pemondokannya, kemudian meminta imbalan seusainya.
''Ada juga yang meminta imbalan, tetapi jamaah tetap disasarkan,'' ucapnya. Oleh karena itu, diimbau agar sebisa mungkin jamaah selalu menjaga diri mereka agar tidak terpisah dari rombongan.
Ketua I PPIH Embarkasi Jakarta, Iding Mujtahidin, mengatakan, ada pula jamaah yang tampak sibuk membawa barang bawaan, lalu oknum tidak bertanggungjawab tersebut memanfaatkan kesempatan.
''Dengan menawarkan bantuan membawa bawaan jamaah lalu akan diantarkan ke maktab,'' ucapnya. Kemudian dengan pandai beralasan, karena beberapa alasan, jamaah disuruh untuk menunggu di suatu tempat. Namun, barang-barang berharga jamaah dibawa oleh pelaku. Lalu, akhirnya jamaah ditinggal dan pelaku tidak kembali.
Iding juga menyampaikan, jamaah yang biasa dengan mudah mengalami penipuan-penipuan yang terjadi di Tanah Suci ialah jamaah orang tua. Maka, agar jamaah selalu waspada dan berhati-hati.
Bentuk penarikan imbalan lainnya pun, tak cukup sampai disitu. Dengan beralasan mampu mempermudah jamaah, hingga pada akhirnya jamaah dapat mencium batu hajar aswad. ''Ini seperti joki, di situ mereka pun meminta imbalan,'' ujar Dimyati. Ia pun menyarankan, agar jamaah tidak terg