Kamis 18 Oct 2012 23:33 WIB

Benci Kapitalisme, Charles Orr Memilih Islam (4-habis)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Mualaf (ilustrasi).
Foto: yhyqart.com
Mualaf (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Tak hanya itu, Abdalhalim pun berusaha memberikan kontribusi melalui bidang yang digelutinya, yaitu arsitektur.

"Bagi saya, arsitektur yang ada saat ini adalah juga bagian dari kapitalisme," katanya. Banyak bangunan yang dibangun hanya karena alasan bisnis dan komersial. Tak ada nilai sosial di dalamnya.

Sementara arsitektur dalam Islam, tidak semata-mata soal bentuk bangunan, tapi bagaimana bangunan tersebut bisa memberikan manfaat bagi orang sekitarnya. "Hal inilah yang selalu saya tekankan dalam setiap desain bangunan yang saya buat," katanya.

Salah satu proyeknya adalah membuat imarat. Imarat adalah seni bangunan yang sangat mengaplikasikan ajaran Islam. Imarat memiliki dua fungsi, sebagai tempat melaksanakan kegiatan komersial dan kegiatan sosial.

Pada imarat terdapat setengah lapangan yang bisa digunakan oleh para pedagang untuk berjualan. Sedangkan, setengah lapangan lainnya digunakan sebagai fasilitas sosial, sekolah, klinik, dan masjid.

Hasil yang diperoleh dari kegiatan komersial akan dizakatkan kepada fasilitas sosial. Imarat juga dimaksudkan untuk mengembangkan kehidupan urban di sekelilingnya. Dengan adanya imarat, diharapkan sebuah lokasi bisa berkembang dengan baik secara ekonomi maupun sosial.

"Sederhananya, dalam Islam dijelaskan bahwa keberadaan masjid tidak hanya sebagai tempat beribadah, tapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat. Ini pulalah yang menjadi fungsi imarat," papar Abdal.

Dia menambahkan, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan imarat ini. "Indonesia memiliki jumlah penduduk Muslim yang banyak. Indonesia pun memiliki banyak pegiat UKM. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pun bagus.

Imarat, dinar, dan dirham diyakininya merupakan konsep hidup Islami yang sesungguhnya. "Ketika kita bersyahadat, kita akan langsung tahu bahwa inilah yang diinginkan Allah," katanya.

Bukan hanya sebuah penghambaan yang sifatnya pribadi, melainkan penghambaan yang diimplementasikan dengan memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat.

"La illahaillah berarti beribadah secara pribadi antara Muslim dan Allah, tapi Muhammadar rasulullah adalah bentuk perintah untuk menjalin hubungan yang baik antara sesama manusia sebagaimana tuntunan Nabi Muhammad," katanya.

Dengan memegang konsep tersebut, Abdal yakin seorang Muslim bisa mencitrakan Islam dengan baik ke mana pun dia pergi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement