Kamis 18 Oct 2012 20:30 WIB

Benci Kapitalisme, Charles Orr Memilih Islam (2)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Mualaf (ilustrasi).
Foto: yhyqart.com
Mualaf (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Syekh Abdal Qadir memperkenalkan padanya sejumlah gagasan. Hal pertama adalah terkait kembalinya dirham perak dan dinar emas serta tatanan muamalah.

Syeikh Abdal Qadir senantiasa menekankan bahwa pembentukan kedaulatan umat Islam bergantung pada penolakan sistem-sistem dan lembaga-lembaga keuangan riba saat ini.

Selanjutnya, mata uang Islam, yaitu dinar dan dirham, harus diperlakukan kembali guna melawan dominasi mata uang dolar. Mereka mempromosikan jejaring perdagangan Islam, mengembalikan pasar-pasar, dan memulihkan zakat secara benar.

Gagasan itu membuat anak pertama dari tiga bersaudara ini sadar bahwa Islam ternyata memiliki kekayaan ilmu yang luar biasa besar. Islam tidak semata seperti yang digambarkan secara picik oleh media-media Barat.

Islam menawarkan konsep ekonomi yang lebih baik. Bukan ekonomi kapitalis yang hanya menguntungkan orang-orang tertentu. "Di sana saya sadar, saya harus keluar dari kepalsuan ini dan bergabung dengan Islam," kata Charles.

Lalu setelah tiga bulan mengikuti aktivitas dalam komunitas Syekh Abdal Qadir, Charles memutuskan untuk menjadi Muslim dan meninggalkan agama lamanya, Kristen. Seiring dengan itu, Charles pun mengubah namanya menjadi Abdalhalim Orr.

Mengikuti sang guru

Saat ini, Abdalhalim menetap di Cape Town, Afrika Selatan, mengikuti sang guru yang membangun komunitas Muslim di negara tersebut. Sejak 2001, Syekh Abdal Qadir memang bermukim di kota tersebut dan memprakarsai berdirinya Dallas College.

"Sudah delapan tahun saya tinggal di sana, mengikuti guru saya. Saya akan berada di sana selama guru saya ada di sana," katanya. Di sana Abdalhalim juga terus meningkatkan pemahamannya tentang Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement