Kamis 18 Oct 2012 01:30 WIB

Keragaman Islam Harus Berdayakan Ekonomi Umat

Rep: M Akbar/ Red: Hafidz Muftisany
Seorang perempuan tengah khusyuk berdoa usai melaksanakan ibadah Shalat Dzuhur di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (23/7). (Agung Supriyanto/Republika)
Seorang perempuan tengah khusyuk berdoa usai melaksanakan ibadah Shalat Dzuhur di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (23/7). (Agung Supriyanto/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Keragaman yang dimiliki umat Islam harusnya bisa menjadi potensi untuk memberdayakan ekonomi umat. Jangan menjadikan keragaman yang sudah ada itu menjadi kendala untuk mengangkat umat dari jurang kemiskinan.

''Kegiatan ini sangat bagus. Tetapi memang harus ada agenda yang jelas juga untuk bagaimana menjaga multikultural ini bisa memberdayakan ekonomi umat,'' kata anggota komisi 8 DPR RI, Sayed Fuad Zakaria, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (17/10).

Zakaria hadir di Banjarmasin dalam rangkaian kegiatan dialog pengembangan wawasan multikultural intern pemuka agama Islam. Kegiatan ini digagas oleh Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama hingga 20 Oktober mendatang.

Dalam kegiatan ini hadir sejumlah perwakilan ormas Islam. Diantaranya ada Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Persis, Al Irsyad, Dewan Masjid Indonesia, Mathlaul Anwar, Al Washliyah, Persatuan Umat Islam (PUI), Jam'iyyatul Islamiyah, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (LDII) dan Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).

 

Zakaria melihat adanya tokoh-tokoh ormas Islam yang hadir di acara ini sangat positif untuk melakukan penguatan internal. Menurut dia, kegiatan ini seharusnya bisa memberikan solusi dalam upaya memberdayakan ekonomi umat.

''Selama ini kelemahan ormas Islam itu dalam hal manajemen bisnisnya. Nah dari sini perlu kiranya ada pembangunan kapastias untuk meningkatkan sumberdaya manusia dari setiap ormas untuk memberdayakan ekonomi umat,'' kata politisi Partai Golkar ini.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement