Senin 15 Oct 2012 21:01 WIB

Benarkah Rasulullah SAW Punya Banyak Mukjizat (4)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: 4shared.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Hikmah Ilahiah telah menghendaki mukjizat Muhammad SAW merupakan mukjizat akliah dan moral, bukan mukjizat konkret dan material.

Hal itu dimaksudkan supaya lebih layak  dengan kemanusiaan setelah melewati tahap-tahap masa kanak-kanaknya dan lebih layak dengan tabiat risalah penutup yang kekal. Mukjizat-mukjizat nyata berakhir begitu ia terjadi.  Adapun mukjizat akliah, ia akan tetap kekal.

Hal  itu dikuatkan oleh hadis dalam Shahih Bukhari dari Nabi saw, beliau bersabda, "Tidak ada seorang nabi diantara nabi-nabi yang diutus, melainkan ia diberi tanda-tanda (mukjizat) dan kepadanya manusia beriman, tetapi apa yang diberikan kepadaku  adalah wahyu  yang  diturunkan Allah kepadaku. Maka, aku berharap menjadi Nabi yang terbanyak pengikutnya diantara mereka pada hari Kiamat." (HR. Bukhari).

Terpukaunya manusia di zaman kita ini oleh berbagai ilmu pengetahuan (sains) yang berdiri di atas kenyataan. Sebab-sebab dan keharusan pengaruhnya pada musababnya, sehingga sebagian orang mengira bahwa  kelaziman akal tidak dapat luput dalam suatu keadaan.

Maka, api harus membakar, pisau harus memotong,  benda mati tidak mungkin berubah menjadi hewan, dan orang meninggal tidak mungkin dapat hidup kembali.

Sifat berlebihan pada jenis pertama dalam menetapkan peristiwa-peristiwa luar biasa sebagaimana perkara hak dan batil, hingga nyaris membatalkan hukum sebab-sebab dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Allah bagi alam semesta ini.

Alquranul Karim adalah tanda terbesar dan mukjizat pertama dari Rasulullah Muhammad SAW dan Alquran merupakan tantangan bagi ahli-ahli sastra bahasa Arab khususnya dan bagi seluruh manusia umumnya.

Dengan Alquran, kenabian Muhammad memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan kenabian-kenabian sebelumnya. Dalil atas kenabiannya yang benar adalah objek risalahnya itu.

Ia adalah Kitab yang merupakan mukjizat yang mengandung hidayat dan ilmu-ilmunya, keindahan lafal dan maknanya serta penjelasan hal yang gaib di masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang.

sumber : Fatawa Al-Qardhawi
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement