Senin 15 Oct 2012 07:07 WIB

Benarkah Rasulullah SAW Punya Banyak Mukjizat (2)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: 4shared.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  Ini pemikiran awam yang tidak perlu dibicarakan. Kitab-kitab itu berisi riwayat yang baik dan buruk, benar dan salah, shahih dan palsu dan dibuat-buat.

Peradaban agama kita telah tercemar oleh para pengarang semacam ini, yang menerima "kisah-kisah khayalan" dan mengisi lembaran kitab-kitab mereka, meskipun menyalahi riwayat yang shahih dan akal sehat.

Sebagian pengarang tidak memerhatikan kebenaran riwayat dari kisah-kisah ini dengan alasan tidak ada hubungannya dengan penetapan hukum syariat, baik mengenai halal atau haram dan sebagainya.

Oleh karena itu, apabila meriwayatkan mengenai halal dan haram, mereka bersikap keras dalam menyelidiki sanad-sanad, mengkritik para rawi dan menyaring riwayat-riwayatnya.

Namun, apabila meriwayatkan tentang amalan-amalan utama,  At-Targhib wa At-Tarhib, misalnya mukjizat dan sebagainya, mereka pun menyepelekan dan bersikap toleran.

Ada pula pengarang  yang  menyebut  riwayat-riwayat  dengan sanad-sanadnya Fulan dari Fulan dari Fulan, tetapi mereka tidak memerhatikan nilai sanad-sanad ini. 

Apakah shahih atau tidak? Nilai para rawinya, apakah mereka tsiqat (dapat dipercaya), dapat diterima, lemah tercela, atau  pendusta tertolak?  Mereka beralasan bahwa apabila mereka menyebut sanadnya, maka mereka telah bebas dari tanggung jawab dan terlepas dari ikatan.

Hal itu hanya cocok dan cukup bagi para ulama di zaman-zaman permulaan. Adapun di zaman-zaman  belakangan,  khususnya  di masa  kita  seperti  sekarang  ini,  maka  penyebutan  sanad tidaklah berarti  apa-apa.  Orang-orang  hanya  mengandalkan penukilan dari kitab-kitab tanpa memandang sanad.

Ini adalah sikap mayoritas penulis dan pengarang di zaman kita  ketika mereka mengutip  dari  Tarikh Thabari  atau Thabaqat Ibnu Sa'ad dan lain-lain.

Kedua, orang  yang berlebihan dalam menolak dan mengingkari mukjizat-mukjizat  dan  tanda-tanda  alamiah yang nyata. Alasannya  dalam hal itu ialah, bahwa mukjizat Nabi Muhammad SAW adalah Alquranul Karim. Di dalamnya terdapat tantangan agar orang-orang mendatangkan (membuat) Alquran seperti  itu, sepuluh surat atau cukup satu surat saja yang seperti itu.

sumber : Fatawa Al-Qardhawi
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement