Ahad 30 Sep 2012 18:10 WIB

Hikmah dari Kisah Para Nabi dan Orang Saleh

Rep: Anjar Fahmiarto/ Red: Chairul Akhmad
Sampul depan buku Dialog Iblis dengan Para Nabi.
Foto: bukudiskon.com
Sampul depan buku Dialog Iblis dengan Para Nabi.

REPUBLIKA.CO.ID, Sejak keputusannya membangkang perintah Allah SWT untuk sujud atau menghormati Nabi Adam, iblis selalu menggoda manusia dan berusaha menggelincirkannya ke jalan kesesatan. Beragam cara dipakai iblis untuk mewujudkan niat jahatnya tersebut. Hal itu akan dilakukannya hingga hari kiamat datang.

Dalam Alquran dan hadis banyak dikisahkan tentang perilaku dan cara iblis menggoda manusia. Juga dialog iblis dengan para nabi yang membuka rahasia mereka dalam menggelincirkan manusia.

Kisah-kisah tersebut perlu untuk disimak dan dipelajari. Saking pentingnya kedudukan kisah, khususnya kisah dalam Alquran, Allah menyandarkan kisah ini kepada diri-Nya. Dengan bahasa lain, Allah bangga mengatakan Dia pun berkisah kepada kita semua. Ini antara lain dijelaskan dalam Surah An-Nisa’ ayat 164.

Dengan kisah orang akan berpikir. Dari kisah juga banyak pelajaran dan hikmah yang dapat dipetik. Bahkan, kisah juga merupakan petunjuk dan rahmat bagi orang beriman. Beragam kisah yang ditulis penulis dalam buku ini bersumber dari Alquran, seperti kisah Harut dan Marut, juga dari hadis seperti kisah tujuh bayi yang dapat berbicara.

Selain itu, kisah dalam buku ini bersumber pada kitab-kitab turats lainnya, seperti kisah para sufi yang sarat makna dan hikmah. Penulis juga menjelaskan beberapa kisah yang memerlukan ulasan lebih lanjut, seperti kisah Harut dan Marut, kisah Nabi Musa yang menonjok malaikat pencabut nyawa, serta kisah mimpi-mimpi Rasulullah SAW.

Salah satu kisah menarik yang disajikan penulis adalah dialog iblis dengan Rasulullah. Dikisahkan, suatu hari Allah memerintahkan iblis mendatangi Nabi Muhammad untuk menjawab tentang pertanyaan-pertanyaan yang disodorkan. Iblis pun menemui Rasulullah dalam bentuk seorang laki-laki tua bertongkat.

Kepada iblis, Rasulullah lalu bertanya, “Wahai iblis, berapa jumlah umatku yang menjadi musuhmu?”

Iblis lalu menjawab, “Ada lima belas golongan, yaitu kamu, pemimpin yang adil, orang kaya yang tidak sombong, pedagang yang jujur, ilmuwan yang rendah hati, Mukmin yang selalu menasihati saudaranya, Mukmin penyayang, orang yang benar- benar bertaubat, orang yang hati-hati terhadap barang haram, Mukmin yang selalu bersuci (wudlu), Mukmin yang banyak bersedekah, orang yang bermanfaat bagi orang lain, pencinta Alquran yang tidak pernah benci membacanya, dan orang yang selalu terbangun untuk shalat malam (tahajjud) ketika yang lain terlelap tidur.”

“Lalu siapa saja umatku yang menjadi teman dekatmu,” kata Rasulullah.

Mendengar pertanyaan tersebut iblis lalu menjawab, “Ada sepuluh kelompok, yaitu penguasa jahat, orang kaya yang sombong, pedagang yang curang, peminum minuman keras, orang yang suka memfitnah dan adu domba, pezina, orang yang memakan harta anak yatim, orang yang bermain-main dengan shalat, orang yang tak mau membayar zakat, dan orang yang selalu berangan-angan panjang. Merekalah teman dan saudaraku.”

Banyak kisah lainnya yang disajikan penulis dalam buku ini. Kisah tersebut pas untuk kondisi kekinian kita yang serba sibuk. Pendek-pendek, tetapi sarat makna. Dengan cerita, kita mendapatkan asupan gizi spiritual yang bisa mendekatkan kita kepada Allah.

 

Judul         : Dialog Iblis dengan Para Nabi

Penulis     : Ustaz Aep Saepulloh Darusmanwiati MA

Penerbit  : Zaman

Cetakan   : I, 2012

Halaman  : 331

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement