Kamis 20 Sep 2012 21:09 WIB

KH Ali Ma'shum, Perintis Pesantren Alquran di Indonesia (2)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
KH Ali Ma'shum.
Foto: blogspot.com
KH Ali Ma'shum.

REPUBLIKA.CO.ID, Saat itu, Pesantren Tremas memang dikenal sebagai salah satu pesantren besar, disamping Tebuireng, Lirboyo dan Lasem sendiri.

Selain itu, Tremas juga dikenal sebagai pusat pendidikan yang antipenjajah. Sebelum ke Tremas, Ali yang sewaktu kecil suka menonton wayang ini pernah dikirim ke Pekalongan untuk belajar kepada Kiai Amir, selain belajar di bawah bimbingan langsung kedua orang tuanya.

Sekitar delapan tahun Kiai Ali belajar di Tremas. Ia berhasil menimba ilmu dan memperoleh bimbingan kepemimpinan.

Sebagai putra seorang kiai besar, Ali memang dihormati oleh keluarga Pesantren Tremas. Dia tidak tinggal di asrama bersama santri lain, tetapi ditempatkan di kompleks rumah Kiai Dimyathi.

Kendati tinggal di kompleks rumah Kiai Dimyathi, hal ini tidak menjadikan Ali membatasi diri dari pergaulan dengan santri lain. Selama mondok di Tremas, Ali tidak kesulitan mengikuti pengajian yang diberikan Kiai Dimyathi.

Ketika belajar di Tremas inilah, ia mulai bersentuhan dengan pemikiran-pemikiran para ulama pembaru dunia, seperti Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan Ibnu Taimiyah.

Di kamarnya, ia membaca kitab-kitab karangan para ulama pembaru ini, suatu hal yang tidak lazim dipelajari di pesantren pada masa itu. Dibandingkan dengan para santri lain, Ali dikenal mahir berbahasa Arab.

Dia memang sangat menyenangi pelajaran bahasa Arab. Tidak saja untuk memahami kitab kuning, tetapi juga untuk dipraktikkan dalam berbicara dan menulis. Ia mempunyai koleksi buku-buku dan majalah baru berbahasa Arab yang diperolehnya dari teman-teman ayahnya atau keluarga Tremas yang ada di Timur Tengah.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Tremas, Ali memutuskan kembali ke Lasem untuk membantu ayahnya mengajar di Pesantren Al-Hidayat. Pada 1938, dia dijodohkan oleh ayahnya dengan putri KH Munawir—pengasuh Pesantren Krapyak, Yogyakarta—yang bernama Rr Hasyimah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement