Kamis 20 Sep 2012 17:35 WIB

Sevilla, Kota Lintas Budaya dan Peradaban (2-habis)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Gereja Santa Maria de la Sede di Sevilla, awalnya sebuah masjid agung.
Foto: fotocommunity.de
Gereja Santa Maria de la Sede di Sevilla, awalnya sebuah masjid agung.

REPUBLIKA.CO.ID, Di masa keemasannya, saat pemerintahan Dinasti Almovarid sejak 1091, Sevilla adalah kota yang sangat sibuk.

Ia pusat dari banyak bidang kehidupan, mulai dari keagamaan, ilmu pengetahuan, ekonomi, hingga budaya.

Banyaknya masjid, ungkap Thomas Glick dalam karyanya “The Dictionary of the Middle Ages”, menandakan berkembangannya aspek agama di sana. Sedangkan, hadirnya madrasah serta perpustakaan besar menunjang geliat intelektualitas.

Keberadaan bangunan-bangunan berarsitektur menawan di Sevilla menunjukkan bahwa kota itu mengalami perkembangan yang pesat dalam bidang seni dan budaya.

Dalam artikel bertajuk “Sevilla Islamic Heritage”, Sara Irving menyatakan keindahan arsitektur Islam di Sevilla telah menghadirkan kekaguman hingga berabad-abad. Ini menjadi salah satu bukti kebesaran peradaban Islam di Spanyol.

Sevilla juga merupakan pusat perekonomian di kawasan Laut Mediterania. Kehidupan ekonomi yang sangat kental diabadikan dalam risalah yang ditulis Ibnu Abdun. Sejarawan itu mengungkap secara akurat denyut nadi perekonomian dan perdagangan sehari-hari di kota itu.

Disebutkannya bahwa produk unggulan dari wilayah ini yakni minyak zaitun. Sentra pembuatannya berada di Aljarafe. Selain itu, menurut Ibn Abdun, di pasar-pasar yang ada berlangsung transaksi dagang dalam jumlah besar untuk komoditas tekstil, rempah-rempah, dan kerajinan logam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement