Senin 17 Sep 2012 06:12 WIB

Kesalahpahaman Tentang Gagasan dan Formulasi Sufi (3)

Ilustrasi
Foto: efenditravel.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Para Orientalis Barat dan lainnya mencatat, misalnya, bahwa Jalaluddin ar-Rumi dari Afghanistan (wafat 1273), Hakim Sanai dari Khurasan (abad ke-14), Al-Ghazali dari Persia (wafat 1111), dan Ibnu Al-Arabi dari Spanyol (wafat 1240), berbicara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan psikologi, teori-teori psikologi dan prosedur psikoterapi, yang tidak akan dapat dipahami oleh pembaca tanpa 'infrastruktur' kontemporer yang diperoleh belakangan di Barat.

Konsekuensinya, pemikiran-pemikiran tersebut dinamakan atau disebut 'Freudian', 'Jungian' dan sebagainya.

Sufi menyatakan bahwa 'manusia bangkit dari lautan', dan ia berada dalam kondisi evolusi, menempuh periode waktu yang hebat, merupakan omong kosong yang aneh sampai abad ke-19 ketika kaum darwis menggunakan materi ini dengan senang hati.

Sudah sering disebutkan bahwa kekuatan terkandung dalam atom, pada 'dimensi keempat', pada relativitas, perjalanan ruang angkasa, telepati; telekinetis. Kadang hal tersebut diperlakukan sebagai fakta, kadang menunjuk pada teknis, kadang sebagai kapasitas, kekinian dan masa depan manusia.

Sejumlah kesadaran prakognitif dan fenomena lain yang sejenis, dinilai hanya dalam cahaya pengetahuan yang agak modern, atau masih menunggu pembuktian oleh para ilmuwan konvensional.

Lebih dari 700 tahun yang lalu, Ibnu Arabi menegaskan bahwa pemikiran manusia berusia 40 ribu tahun, sementara orang-orang Yahudi Ortodoks, Kristen dan Islam percaya masih menjalani 'perjanjian' atau 'penentuan waktu' skriptural dari sang Pencipta hanya pada 4.000-6.000 tahun sebelumnya. Beberapa riset terakhir, menentukan manusia 'modern' berusia sekitar 35 ribu tahun.

 

Beberapa olok-olok paling kuat, masih tetap ditujukan dalam beberapa lingkaran (kalangan) di mana kaum Sufi menjadi subyek, adalah berhubung dengan penekanan klasik mereka, bahwa dari obsesi-obsesi yang sudah tertanam di masyarakat, dan penjelasan mereka yang bersifat tidak menyenangkan mengenai indoktrinasi dan emosi yang telah dikacaukan dengan karunia spiritual, oleh orang-orang yang sangat antusias terhadap agama (religius) yang mengerikan.

Hanya dalam beberapa dekade lalu, terdapat orang-orang yang dapat memahami lebih baik daripada para pendeta.

sumber : Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat oleh Idries Shah/Media Isnet
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement