Sabtu 15 Sep 2012 18:20 WIB

Kesalahpahaman tentang Gagasan dan Formulasi Sufi (1)

Ilustrasi
Foto: efenditravel.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Apakah gagasan Sufi itu, bagaimana hal itu diungkapkan, di mana kita mencarinya?

Banyak gagasan-gagasan yang dapat dengan mudah kita identifikasi berasal dari kaum Sufi karena konteks dan atribusi aktual di dalam teks mereka.

Tetapi problem khusus di balik ini adalah fakta, bahwa tidak ada catatan tentang bentuk pemikiran lain atau sistem yang tersebar begitu luas dan jauh ke berbagai bidang kehidupan serta pemikiran, di Timur maupun Barat.

Tidak ada yang mengharap dilatih untuk hal-hal semacam itu, kecuali kaum Sufi, yang tidak membutuhkan material (hal-hal yang bersifat duniawi).

Sebagai konsekuensi, kita mendapat pertanyaan: apakah Sufisme suatu rangkaian dari pemujaan shamanistik, sebuah filsafat, agama, masyarakat rahasia (terasing), dan sistem pelatihan ilmu gaib, kecenderungan utama aliran kesusastraan dan puisi, atau sistem militer, keksatriaan, atau barangkali suatu cara pemujaan komersial?

Problem serius adalah dalam menempatkan gagasan dan praktik-praktik Sufi yang ada secara murni dan relevan, juga bagi seorang siswa (murid) yang sudah menemui pencairan, generalisasi atau penggalan dari bermacam-macam Sufisme, baik di Timur maupun Barat.

Ada ratusan orang di Eropa dan Amerika yang mempraktikkan 'tarian darwis, berputar atau melingkar' meski faktanya hal itu tercatat dalam literatur darwis yang mudah diterima, bahwa kegiatan ini secara khusus 'ditentukan', untuk alasan-alasan lokal, oleh Ar-Rumi bagi masyarakat Asia Kecil di wilayah Iconium.

Dalam cara yang sama, ketika semua itu terpengaruh oleh 'kerja' atau 'sistem' Barat yang berusaha mengikuti Gurdjieff dan Ouspensky—jumlahnya ribuan—secara jujur dikatakan bahwa latihan dan metode mereka dikenal dan diterapkan dengan baik di tarekat-tarekat Sufi tertentu.

Namun, bahwa mereka menggunakan suatu cara yang berbeda dan sikap yang lebih diterima akal berkaitan dengan masyarakat yang terlibat, mereka—lebih sering—tidak mampu menerima statemen ini.

Keuntungan bagi kaum Sufi dalam kasus-kasus serupa ini, mulai berlimpah karena kesalahpahaman atau kesalahan dalam terapan.

sumber : Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat oleh Idries Shah/Media Isnet
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement