Selasa 11 Sep 2012 15:59 WIB

Tiga Teori Kedatangan Islam ke Indonesia (2)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: saifuzz.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Prof Dr Hamka dalam buku “Sejarah Umat Islam” mengungkapkan, berdasarkan naskah kuno Tiongkok, sekitar 625 M telah ada sebuah perkampungan Arab Islam di pesisir Sumatra Barat, tepatnya di daerah Barus.

Marcopolo—seorang penjelajah dari Venesia—saat singgah di Pasai pada 1292 M mengungkapkan, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam di Nusantara.

Ibnu Batutah, seorang pengembara Muslim dari Fes, Maroko, dalam catatan perjalanannya berjudul “Ar-Rihla” mengungkapkan, ketika singgah di Aceh pada 1345 telah tersebar mazhab Syafi’i.

Perkembangan Islam di Nusantara semakin pesat pada abad ke-16 M. Islam telah menyebar secara merata ke seluruh wilayah Nusantara.

Melalui Kesultanan Tidore yang juga menguasai Tanah Papua, sejak abad ke-17 M, jangkauan terjauh penyebaran Islam sudah mencapai Semenanjung Onin di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

Perkembangan Islam yang demikian pesat di bumi Nusantara ini membawa dampak pada masyarakat. Ajaran Islam yang berasal dari Timur Tengah dan masuk ke Indonesia melalui para pedagang Arab membuat banyak masyarakat kesulitan dalam memahami istilah-istilah Arab.

Dari sinilah, kemudian muncul sejumlah tokoh Muslim yang menguasai bahasa Arab untuk memperkenalkan ajaran Islam sesuai dengan tradisi lokal.

 

Para tokoh Muslim ini mengajarkan agama Islam menurut bahasa dan adat istiadat setempat. Mereka inilah yang memiliki peran besar dalam menyebarkan dan mengembangkan Islam di Indonesia. Sebagian besar nama-nama mereka telah melegenda, seperti Walisongo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement