Rabu 15 Aug 2012 20:45 WIB

Arsitektur Menara Masjid di Indonesia (1)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Menara Masjid Agung Banten.
Foto: blogspot.com
Menara Masjid Agung Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, Di mana masjid berdiri, di situlah menara menjulang.

Menara atau orang Barat menyebutnya minaret, sudah menjadi elemen penting yang sukar untuk dipisahkan dari bangunan masjid.

Tak heran jika menara selalu setia mendampingi masjid-masjid besar di seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia.

Bangunan masjid di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai unsur kebudayaan. Tidak hanya Timur Tengah, melainkan juga Cina, Hindu, dan Barat. Hal inilah yang membuat bentuk bangunan menara masjid di Indonesia memiliki keanekaragaman.

Masjid Agung Banten

Masjid ini termasuk salah satu yang tertua di Jawa. Masjid yang dibangun oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570) terletak di sisi alun-alun dan di sebelah utara keraton. Menara Masjid Agung Banten berbentuk mercusuar dengan gaya Eropa yang tampak kurang serasi dengan bangunan masjidnya.

Awalnya, sebelum difungsikan sebagai menara masjid, menara ini digunakan sebagai menara rambu dan pengintai untuk Pelabuhan Banten yang kerap menjadi sasaran serangan oleh kekuatan-kekuatan Eropa sebagai rival Belanda. Menara ini dibangun oleh seorang arsitek Belanda, Hendrik Lucasz Cardeel, yang bekerja di kota pelabuhan itu pada abad ke-17 M.

Masjid Agung Demak

Ketika didirikan tahun 1506, bangunan Masjid Agung Demak tidak memiliki menara. Menara Masjid Agung Demak baru dibangun pada 1934, yakni berupa bangunan kerangka besi yang mendukung bangunan batu bagian atas yang ditudungi oleh kubah kecil berbentuk bawang gemuk pendek. Menara ini terletak di tempat terpisah yang berdekatan dengan bangunan masjid.

Masjid Agung Kudus

Masjid yang terletak di Kota Kudus, Jawa Tengah, ini dibangun pada 956 H/1549 M. Masjid ini terkenal dengan menaranya yang unik, yang merupakan bagian dari kompleks makam Sunan Kudus. Menara ini pada dasarnya meniru bangunan candi zaman Majapahit yang terdiri dari kaki dan tubuh bangunan yang berjenjang beserta pelipit-pelipit mendatar sebagai batas.

Bagian dinding menara terbuat dari material batu bata. Sementara bagian atas menara berbentuk atap tumbang dengan konstruksi kayu. Hiasan bidang, meskipun sudah disamarkan, masih tampak seperti bekas-bekas hiasan pada bangunan candi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement