Selasa 14 Aug 2012 18:58 WIB

Tajdid ala Tokoh Pembaruan Islam (6)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: wordpress.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah amar makruf nahi munkar, bertanggung jawab ambil peran dalam penyelesaian masalah tersebut.

Gerakan Muhammadiyah pada masa awal pendiriannya, juga dilandasi oleh kondisi ketertinggalan umat di segala bidang. Karena itu, sangat beralasan jika basis teologi dengan dasar Surah Al-Maun, menjadi landasan dalam menyelesaikan semua problematika umat.

Menurut Muhadjir Effendy, rektor Unmuh Malang, di dalam sistematika Fikih Al-Maun yang disepakati Munas Tarjih, ada Kerangka Amal Al-Maun, yakni berupa penguatan dan pemberdayaan kekayaan fisik, moral, spiritual, ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Sementara itu pilar Amal Al-Maun terdiri atas rangkaian berkhidmat kepada yang yatim, miskin, mewujudkan nilai-nilai ibadah (shalat), memurnikan niat, menjauhi riya, dan membangun kemitraan yang berdayaguna.

Prof Dr Hamim Ilyas, guru besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, pernah mengungkapkan, Fikih Al-Maun merupakan pembaruan (tajdid)  bagi Muhammadiyah dalam pemikiran keagamaan.  Fikih Al-Maun bertujuan mengubah sistem budaya dan sosial umat.

Sebab, kata dia, dalam Alquran, kata iman senantiasa bergandengan dengan kata amal saleh. Dengan Fikih Al-Maun ini, diharapkan umat Islam akan bisa semakin peduli dan penuh tanggung jawab terhadap persoalan-persoalan sosial.

Kendati Fikih Al-Maun ini sudah menjadi bagian dari tradisi di Muhammadiyah, namun semangatnya belum terbingkai dalam ranah teologi dan pemahaman yang luas. Anak yatim, fakir miskin, anak telantar, orang-orang jompo, dan lainnya, tak mampu berdaya, karena kurang maksimalnya pemberdayaan atas diri mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement