Jumat 10 Aug 2012 21:31 WIB

Maria Luisa: Tuhan Berbicara Padaku Melalui Alquran (3-habis)

Rep: Agung Sasongko/ Red: Chairul Akhmad
Mualaf (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Mualaf (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Selesai membaca, Maria mendapat salinan Alquran dalam bahasa Tagalog. Seketika, Maria merasa terharu dan meneteskan air mata.

"Dalam hatiku, aku ingin mencari bimbingan soal ini. Aku harus mengetahui apa yang dibutuhkan," kata dia. Ia mulai mencari informasi lewat web dan membaca literatur yang ada.

Situasi itu tidak bertahan lama. Maria mulai merasakan dilema dan krisis akibat bertumpuknya masalah yang ia hadapi. Ia pun bingung bagaimana harus berdoa. Di satu sisi, apakah ia akan menjalani kebaktian, atau ia mendirikan shalat.

Sulit baginya menemukan jawaban yang tepat, sampat satu malam Maria bermimpi. "Ya Tuhan, bagaimana aku harus berdoa," ujarnya.

Kekasihnya, akhirnya kembali dari Filipina. Tuhan memberikan waktu kepada Maria untuk menegaskan jawaban atas dilema yang dihadapi. Jawabannya jelas, hati dan pikirannya sudah seiring sejalan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Maria segera menuju Fanaar guna merealisasikan niatannya itu.

Sepanjang perjalanan muncul pertanyaan dalam dirinya. Apabila kekasihnya itu tidak bersama dirinya apakah ia masih bertahan dalam Islam, lalu ketika mati, bagaimana keluarganya memakamkan dirinya.

Pertanyaan lain, mengapa pria Muslim diperbolehkan menikah empat kali. "Aku berharap, kunjunganku ke Fanaar akan menjawab pertanyaan itu," ungkapnya.

Tiba di Fanaar, ia ditemani oleh dua pembimbing; Zarah dan Maryam. Ketika mengucapkan dua kalimat syahadat, air matanya mulai mengalir.

"Aku masih ingat, hari ketika aku mengucapkan dua kalimat syahadat, terjadi gempa tsunami di Jepang. Melihat kejadian itu, aku merasa Allah telah membersihkan dosa-dosaku dengan menjadi Muslimah. Alhamdulillah," pungkas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement