Jumat 10 Aug 2012 20:40 WIB

Maria Luisa: Tuhan Berbicara Padaku Melalui Alquran (2)

Rep: Agung Sasongko/ Red: Chairul Akhmad
Mualaf (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Mualaf (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Selama di luar negeri, Maria selalu teringat dengan perkataan ibunya tentang Tuhan. Sewaktu kecil, Maria pernah bertanya kepada ibunya soal hakikat penciptaan alam raya.

Ia habiskan waktu untuk berpikir tentang bagaimana proses penciptaan, dan di mana posisi Tuhan saat itu. "Ibuku berkata, Tuhan itu Mahabesar dan tidak terbatas. Ia memang berada di luar logika, tapi percayalah, ia ada di mana-mana," kenang Maria menirukan ucapan ibunya.

Perkataan ibunya itu menarik perhatiannya. Pada dasarnya, manusia dilahirkan untuk mengetahui, mencintai dan melayani. Maria berkeyakinan semua orang akan mengalami masa-masa itu. "Alhamdulillah, menjadi Muslimah adalah hasil akhir dari pencarianku," ucapnya.

Hidayah telah membawa Maria menuju Qatar. Pada tahun 2009, perusahaan tempat ia bekerja mulai mengalami kesulitan keuangan. Perusahan itu akhirnya memberhentikan dirinya. 

Beruntung, tidak butuh waktu lama bagi dirinya mendapatkan pekerjaan lain. "Aku diterima bekerja di lembaga Islam. Aku tidak bekerja bersama orang Islam, tapi aku tidak memikirkan hal itu," kata dia.

Awal 2010, ia bertemu dan menjalin kasih dengan Muslim Filipina. Namun, tidak pernah terjadi dialog soal agama. Ia tahu betul soal Katolik. Sebab, ada keluarganya yang beragama Kristen. Pria itu meyakinkan Maria agar tidak perlu merasa tidak nyaman.

Dalam satu kesempatan, Maria pergi bersama bosnya ke Fanaar, Islamic Center Qatar. Ketika datang, ia mendapat salinan tentang Muslimah ideal. Maria mulai membacanya selama tiga bulan, saat kekasihnya tidak berada di Qatar.

Begitu membacanya, Maria merasa ayat-ayat Alquran memperlihatkan Tuhan seolah berbicara secara langsung kepada umatnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement