REPUBLIKA.CO.ID, Sebagai kitab suci, Alquran sampai kepada umat Islam berupa sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab seperti disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.
Sebagai teks, Alquran adalah satu. Namun, pemahaman kaum Muslimin berbeda-beda. Bahkan, tidak jarang berlawanan satu sama lain. Karena itu, jika Alquran mengatakan “begini atau begitu”, harus kita sadari yang mengatakan bukanlah Alquran sendiri. Itu adalah simpulan kita dari hasil pemahaman yang sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman diri masing-masing yang sangat terbatas.
Terbatas dalam pemahaman karena pengetahuan kita tak pernah penuh, lengkap, dan mencakup segalanya sehingga mampu menangkap pesan Alquran secara utuh dan menyeluruh. Serta, terbatas pula kemampuan kita untuk mengungkapkannya karena kekurangan bahasa sebagai wadah penuangan apa yang ada dalam pikiran kita.
Dalam konteks ini, terjadi distorsi ganda, yaitu keterbatasan manusia untuk memahami isi pesan yang terkandung dalam teks secara tepat dan utuh. Juga keterbatasan manusia untuk mengomunikasikan secara tepat pemahaman kita melalui bahasa kepada orang lain. Ini tidak akan pernah sempurna dan final.
Walaupun Alquran menurut keyakinan kita bersifat qath’i (tidak diragukan kebenarannya), pemahaman dan penafsiran kita masih bersifat zhanni (jauh dari sempurna dan pasti mengandung kemungkinan salah dan keliru).
Dalam buku ini, penulis menegaskan, Alquran bukanlah sebuah dokumen ilmiah. Kisah tentang nabi-nabi bukan pula deskripsi historis, apalagi sebuah manifesto ideologis. Alquran adalah kitab petunjuk untuk berbuat, berkarya, bekerja, dan berjasa.
Alquran adalah sumber hidayah bagi siapa yang percaya untuk mengembangkan dirinya menjadi manusia bertakwa. Yang, mampu mengendalikan dan memelihara diri dari perbuatan dosa dan noda serta bebas dari rasa takut dan dukacita.
Penulis mengupas makna setiap surah dalam Alquran secara menarik dan komprehensif. Dengan demikian, kita akan bisa memahami isinya secara lebih utuh. Penulis juga menuntun kita untuk mencerna firman-Nya dengan ulasan yang singkat dan memikat. Selain memadukan dua model tafsir (analisis atau tahlili dan tematis atau mawdhu’i).
Ia juga berhasil melepaskan pembaca dari kerumitan akademis dan kepelikan bahasa. Pembaca akan disuguhi inti makna ayat dan pesan moral, spiritual, dan sosialnya dengan gaya tutur yang jernih dan lugas.
Karena itu, buku ini layak dibaca agar kita bisa memahami lebih jauh pesan-pesan yang terkandung dalam Alquran. Dengan demikian, kita diharapkan mampu mengamalkan dan mengajarkannya.
Judul : Pesan-pesan Alquran
Penulis : Djohan Effendi
Penerbit : Serambi Ilmu Semesta
Cetakan : Pertama, Juli 2012
Halaman : 264